Idul Adha, Idul Qurban, Lebaran Besar, dan Hari Raya Haji
Hari Raya Idul Adha yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah sering disebut dengan istilah lain seperti Idul Qurban. Juga ada yang menyebut dengan Lebaran Besar atau Hari Raya Haji. Tentu ada makna di balik penyebutan istilah itu.
Pada masa awal, Idul Adha tentu tidak seperti yang dirayakan dan diperingati seperti sekarang ini. Sebagai sebuah perayaan, Hari Raya Idul Adha merupakan sejarah perayaan tertua. Idul Adha memiliki garis yang tak terputus dalam rangkaian risalah pelembagaannya menjadi bagian dari ajaran agama Islam yang kita pahami saat ini.
Raya tak sekadar besar
Raya artinya besar. Hari Raya berarti Hari Besar. Tidak perlu terlalu sulit untuk mengartikannya. Raya, menjadi ciri khas penyebutan di Indonesia, untuk beberapa peringatan hari yang memang dikategorikan besar perayaannya.
Yang sulit adalah memaknai, mengambil hikmah dan pelajaran serta meneladani dari Hari Raya itu sendiri. Seperti terlihat di bawah ini, Raya tak sekadar Besar, jika besar itu lawan dari kata kecil. Inggris Raya untuk Great Britania tidak lantas menjadi lebih besar dar Eropa.
KBBI menyebut varian kata Raya dengan arti Besar pada kata Lebaran Besar. Ya, Lebaran Besar tidak lain adalah Idul Adha. KBBI juga menyebut, Lebaran Haji.
Ketika Raya didahului dengan kata Alam, maka kebesarannya menjadi teramati, terlihat dan bisa direnungkan. Kebesaran Alam Raya tak akan sebanding dengan kebesaran alam-alam lain di level bawahnya. Dari sini kita bisa mengamati, melihat, merenungkan dan mengambil makna dari Hari Raya, termasuk makna Idul Adha.
Qurban dan Haji
Lantas mengapa Hari Raya Idul Adha disebut dengan istilah lain seperti Idul Qurban, Lebaran Besar, dan Hari Raya Haji? Apa alasannya? Jawabannya ada pada ketersambungan risalah Qurban dan Haji itu sendiri. Nabi Ibrahim As peletak dasar risalah Qurban sekaligus Haji. Keduanya meliputi aspek pengorbanan, kedekatan, kasih sayang dan ketaatan.
Nabi Ibrahim As tentu bukan peletak dasar dari aspek Hari Raya dalam pengertian perayaan itu. Tapi Nabi Ibrahim meletakkan dasar-dasar, pondasi, yang secara psikis berbentuk pengorbanan, kedekatan, kasih sayang dan ketaatan. Sedang secara fisik, meletakkan pondasi bangunan Ka’bah yang kemudian menjadi episentrum perjalanan fisik dan spiritual ibadah haji.
Tiga Irisan Makna Idul Adha
Secara bahasa, antara Idul Adha dengan Idul Qurban, dengan Lebaran Besar, dengan Hari Raya haji, tentu tidak memiliki arti yang sama. Akan tetapi secara istilahi, memiliki irisan makna yang sama.
[1] Idul Adha-Idul Qurban. Mengapa Idul Adha disebut juga Idul Qurban?
Tiga makna Idul Adha yang pertama berarti “kembali melaksanakan penyembelihan (hewan kurban)”. Kurban dalam Islam juga disebut dengan al-udhhiyyah dan adh-dhahiyyah (varian kata Adha) yang berarti “binatang sembelihan”, seperti unta, sapi, kerbau, dan kambing yang disembelih. Kedudukan hewan sebagai wasilah dan penyembelihannya sebagai simbol mendekatkan diri (qaraba- yaqrabu-qurbaan-taqarruban) kepada Allah SWT.
Dengan “kembali menyembelih” pada saat yang bersamaan “kembali mendekat”. Jika banyak cara mendekatkan diri kepada Allah SWT, maka Ibadah Qurban menjadi salah satu cara mendekatkan diri secara menyeluruh. Jutaan Umat Muslim sedunia melaksanakannya. Pada saat yang bersamaan. Dengan wasilah yang sama; hewan kurban.
[2] Idul Adha-Lebaran Besar. Mengapa Idul Adha disebut juga Lebaran Besar?
Bagi masyarakat muslim di Jawa, ada yang menyebut Idul Adha dengan Bada Besar, searti dengan Lebaran Besar. Bada sendiri pada sebagian sumber dinyatakan untuk menyebut bulan Syawal (dalam bahasa Arab). Dan bulana ke-12, yang dalam Islam disebut Dzulhijjah, dinamai Bulan Besar.
Tiga irisan makna Idul Adha yang kedua bisa diambil dari penyebutan tersebut. Ini lebih tentang kesesuaian, atau lebih tepatnya persinggungan antara kalender Jawa dengan Kalender Hijriyyah. Namun, irisan makna utamanya tetap ada pada nuansa Kebesaran Idul Adha.
[3] Idul Adha-Hari Raya Lebaran Haji. Mengapa Idul Adha disebut juga dengan Hari Raya Haji?Pada 10 Dzulhijjah, jemaah haji sudah menjalani perjalanan fisik sampai di Mina. Sehari sebelumnya, melaksanakan Wukuf. Bahwa Wukuf ada puncak Ibadah Haji, maka Hari Raya Haji menemukan titik singgungnya di sini. 3 irisan makna Idul Adha yang ketiga sebagai Hari Raya Haji sebangun dengan selesainya pelaksanaan Wukuf yang diikuti oleh jutaan jemaah haji.
Jemaah haji sendiri tidak melaksanakan penyembelihan hewan qurban secara langsung. Tapi bisa jadi keluarga yang ditinggalkan, melaksanakannya. Atau melaksanakan ibadah qurban dengan mempercayakan kepada pihak yang mengelola pelaksanaan Qurban.
Penyebutan dan Makna Idul Adha
Penyebutan Idul Adha Idul Qurban, Idul Adha Lebaran Besar dan Idul Adha Hari Raya Haji biarlah menjadi hazanah kekayaan peradaban Islam. Bisa jadi, di negeri Muslim lainnya, ada penyebutan lain selain Idul Adha.
Baca juga: 9 Ketentuan Kurban, Baik Untuk Diketahui dan Dilaksanakan
Yang terpenting adalah bagaimana makna Idul Adha selalu bisa menginspirasi status dan kualitas kehambaan kita sebagai manusia di hadapan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Besar. Sebuah kualitas spiritual yang melampaui simbol-simbol keagamaan.