Esai Islami
Trending

Menjaga Kesucian Ramadhan Dengan Hati dan Perilaku Bersih

Menjaga Kesucian Ramadhan dengan hati dan perilaku bersih sangat dibutuhkan agar tidak terjebak ke dalam ritual dengan resonansi festival nan kololasal.

Ramadhan sebagai festival kolosal keagamaan terbesar dalam Islam akan diakhiri dengan Idul fitri; bagaimana bisa dipandang seperti ini?  Disebut festival kolosal karena Ramadhan dirayakan oleh seluruh umat Islam secara besar-besaran di seluruh penjuru dunia, dalam bulan yang sama, memulai kegiatan ritual sahur dan berbuka pada waktu yang sama.

Mereka, umat Islam secara suka rela melakukan penderitaan fisik, tidak makan dan tidak minum, bukan karena mereka papa dan terpinggirkan, bukan aksi demonstrasi terhadap penguasa yang zalim kepada rakyatnya.

Mereka hanya berharap menjadi orang suci yang jiwa dan batinnya mampu menyerap cahaya kebenaran yang bersumber dari yang suci sangkan paraning dumadi.

Jika ruh sangkan paraning dumadi itu sudah bersemayam dalam hati manusia, maka penglihatan Tuhan itu ada pada dirinya, pendengaran Tuhan ada pada dirinya, langkahnya menjadi langkah Tuhan, ucapannya menjadi ucapan Tuhan.

Manusia telah menjadi kekasih atau wali Allah. Untuk menjadi kekasih Allah, artinya bahwa manusia tidak akan melihat kecuali yang baik dan benar, tidak akan mendengar dan berbuat serta berbicara kecuali yang baik dan benar.

Itu semuanya dapat dimiliki jika manusia selalu mengingat atau berzikir kepada Allah ( Al Ahadits Qudsiyyah, hal.55), juncto surat Maryam, 96. Yang artinya : ”Allah akan menanamkan rasa cinta kepada orang yang beriman dan beramal saleh ”.

Iman dan amal saleh akan menumbuhkan rasa cinta. Jika ada orang yang berbuat baik, tetapi dia mengusung permusuhan,maka dia telah menderita kebangkrutan dan kepalsuan dalam hidup ini.

Menjadi orang suci seperti disebut di atas dilakukan dengan cara menjalin pertemuan antara manusia dengan Tuhan (QS Al Kahfi:110). Menempuh perjalanan untuk menemukan Tuhan itu dengan melakukan amal saleh dan tidak menyekutukan-Nya.

Jadi, orang yang berpuasa itu menempuh perjalanan untuk menemui Tuhan, karena dia tidak menyekutukan Tuhan, tetapi kalau dia tidak beramal saleh, dia tidak akan bisa berjumpa dengan-Nya.

Atau sebaliknya, dia beramal saleh tetapi tidak berpuasa,Tuhan pun tidak dapat ditemui. Amal saleh itu seperti lukisan yang indah. Kalau lukisan itu tidak dibingkai, maka lukisan itu menjadi nglunthung dan tidak indah. Maka, bingkainya adalah puasa yang tulus dan lurus agar amal saleh itu menjadi indah.

Indahnya puasa Ramadhan karena sebagai zikir terpanjang dibanding ibadah ritual lainnya. Salat durasi zikirnya relatif pendek. Begitu juga haji yang proses ritual mengenakan kain ihramnya juga relatif sebentar.

Bulan Suci Ramadhan

Karena itulah, Ramadhan menjadi bulan yang disucikan oleh Tuhan, malaikat berdoa siang malam, surga berhias atas instruksi Tuhan, ampunan-Nya memenuhi sudut-sudut langit dan perut bumi. Tuhan telah membuat bahagia umat-Nya di bulan Ramadhan dan kita wajib menjaga kesucian Ramadhan

Artinya, kita diajarkan untuk meraih kebahagiaan dengan cara membahagiakan orang lain. Sedekah adalah cara yang efektif memperoleh kebahagiaan. Dengan sedekah, orang lebih dekat dengan Tuhan, banyak teman dan dekat dengan surga, demikian pesan nabi.

Sedekah dan pemberian itu ungkapan cinta, tahaaduu tahabbuu, kata nabi. Jika kita ingin mencintai orang lain, tunjukkan dengan sedekah. Ibadah yang tidak disertai dengan cinta atau sedekah, hati akan menjadi keras dan membatu. Tanaman tidak akan tumbuh subur di atas tanah yang keras dan batu. Tanaman hanya akan tumbuh subur di atas tanah yang gembur.

Demikian pula, petunjuk Tuhan tidak akan bersemayam dalam hati yang keras, hati yang lunak sajalah yang siap menerima petunjuk. Mari kita jinakkan hati agar menjadi suci dan bahagia dengan sedekah,terutama sedekah kepada hati kita masing masing dengan cara meminta maaf dan memberi maaf. Sungguh keduanya merupakan kebahagiaan jiwa yang terdalam. Qod aflaha man zakkaaha, demikian firman Tuhan. Wallah A’lam

Kang Nawar

Hello ! Saya Kang Nawar aka. Munawar A.M. Penulis Freelance. Terima kasih sudah singgah di Blog Artikel Opini, Review & Esai Digital ini. Berkenan kiranya untuk membagikan artikel dan mengikuti saya di media sosial. Terima kasih sudah singgah. Saya berharap Anda akan datang kembali ke blog ini. Terima Kasih.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button