Kala Senggang: Menulis, Ngeblog Dan Tetap Beraktifitas
Apa yang anda lakukan sebagai aktivitas di kala senggang? Kala senggang menulis ngeblog. Senggang sendiri sepadan dengan terluang, lapang, waktu yang lebih terkesan fleksibel, tidak kaku, tidak mengharuskan adanya, tidak terjadwal dengan pasti dan rutin. Arti kala senggang dengan demikian menjadi fleksibel.
Kala senggang satu orang dengan yang lainnya bisa jadi berbeda-beda kehadirannya. Bagi orang yang sangat sibuk, kala senggang lebih identik dengan waktu istirahat (jeda) dalam siklus pekerjaan.
Also, bagi orang yang tidak terlampau sibuk (sesuai dengan jenis pekerjaannya), kala senggang bisa dihadirkan pada saat-saat yang tak terduga, tak disengaja. Itu sebabnya, kala senggang menjadi fleksibel. Fleksibilitas kala senggang memungkinkan kita untuk menempuh langkah “meluangkan waktu”, persis seperti bunyi sebuah saran atau nasihat; “sesibuk apapun, luangkan waktu untuk……”.
Atau demikian: “selagi waktu luang, manfaatkan sebaik dan seberguna mungkin untuk hal-hal yang positif”. Sebagian dari Anda, mungkin pernah mendapati saran atau nasihat seperti itu.
Jika kembali ke pertanyaan apa aktivitas yang anda lakukan di kala senggang? Jawabannya tentu beragam; menulis, membaca buku, membaca Al Qur’an, berdzikir, membaca shalawat, update status di Facebook atau cuitan di Twitter, scrolling timeline, minum minuman kesukaan, berjemur, atau tafakur.
Semua itu dilakukan dengan cara disengaja, akan tetapi tidak diajegkan, karena sifat dari senggang yang lebih mendekati “waktu sementara”.
Menulis di kala senggang
Kala senggang menulis ngeblog. Saya menulis. Iya, sebagaimana anda yang mungkin punya kecenderungan untuk mengekspresikan ghirrah dan minat di bidang kepenulisan. Menulis di kala senggang dengan demikian berbeda dengan menulis di kala penuh waktu, waktu yang disediakan khusus untuk menulis. Perbedaannya di mana? Di praktik menulis itu sendiri.
Menulis kala senggang bisa jadi tidak menghasilkan sebuah tulisan yang sempurna; hasilnya lebih pada konsep, sebuah draft, sekadar menuangkan angel (sudut pandang), menuliskan core atau intisari, hanya membuat judul yang belum tentu tepat, atau sekadar menuliskan ide yang tiba-tiba melintas.
Jika di kala senggang lalu muncul tulisan bait-bait puisi, maka itu pengecualian, karena puisi yang ditulis spontanitas kadang lebih bermakna, meskipun bait-baitnya sangat pendek. Nah, menulis kala senggang itu, Saya manfaatkan betul untuk menambah aktifitas, meski pasti hasil tulisannya sangat minimalis, seperti tulisan Kala Senggang ini.
Ngeblog di kala senggang
Kala senggang menulis ngeblog. Bagaimana jika di kala senggang digunakan dan dimanfaatkan untuk ngeblog? Kenapa tidak. Jika sudah ada pilihan untuk menulis di kala senggang, akan lebih baik tulisan-tulisan tersebut dikumpulkan dan dipublikasikan di blog. Bisa jadi, inilah motivasi tersembunyi di balik keinginan untuk menjadi ngeblog. Atau malah sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi seorang blogger.?
Hakikat ngeblog, inti dari ngeblog, core of blogging, adalah menulis. Menuangkan ide dalam tulisan. Lalu dipublikasikan. Mari berhitung tentang berapa banyak waktu senggang, waktu luang dalam sehari-hari. Jika itu dikumpulkan, akan menjadi rangkaian waktu yang panjang. Lalu, sudah bernilai manfaatkan rangkaian waktu yang panjang itu?
Di kala senggang, anda akan menemukan waktu untuk ngeblog. Lebih dari sekadar menulis status di media sosial tentunya. Juga cerita-cerita yang hilang karena waktu yang sudah diatur. Lebih baik, cerita dan status media sosial yang banyak itu menjadi sumber ide untuk dijadikan tulisan.
Finally, bagaimana dengan kala senggang anda?? Sudah mulai menulis? Atau sudah semakin mantap untuk ngeblog?