Tidak Boleh Naik Kereta Api, Termangu di Ruang Tunggu

Tidak boleh naik kereta api dan terpaksa termangu di ruang tunggu, kemudian mencari solusi agar boleh naik ke kereta api. Ini pengalaman perjalanan yang pernah saya alami dan saya tuangkan dalam catatan ini. Penuh kesan tentunya. Dan layak menjadi bahan renungan diri sendiri sekaligus refleksi.
Perjalanan pergi ke Nganjuk harus ke Semarang dulu, ini mestinya bisa dipersingkat saat Saya boleh memilih perjalanan dengan Kereta Api karena alasan kenyamanan. Sebab, sudah kadung terbiasa menikmati kenyamanan Kereta Api meskipun di kelas ekonomi.
Namun, tim dan ketua rombongan menghendaki untuk Saya singgah dulu ke Semarang. Saya tidak boleh naik Kereta Api dalam rencana keberangkatan. Karena kelak, dalam rencana perjalanan, akan ke Karanganyar dulu. Perjalanan pun dimulai memasuki Tol Gayamsari Semarang menuju Karanganyar, dan berlanjut ke Nganjuk Jawa Timur.
Seharian beraktifitas membersamai teman-teman di Kota Nganjuk Jawa Timur. Seperti biasa, urusan aktifitas berorganisasi. Kami berombongan satu tim memberikan materi perkuatan organisai dari sisi data dan layanan.
Saat kepulangan pun tiba, usai shalat Maghrib. Salah satu anggota tim sudah mengirim e-tiket Kereta Api untuk kepulangan ke Stasiun Kereta Api Maos di Cilacap. Di depan stasiun Kereta Api Nganjuk, saya diturunkan oleh tim rombingan.
Termangu di ruang tunggu
Di ruang tunggu, saya termangu cukup lama sekitar 3 jam an, karena harus menunggu kedatangan kereta api Mutiara Selatan sekitar jam 21.24 wib. Dengan mengambil tempat duduk eksekutif, berharap perjalanan pulang dengan kereta lebih nyaman.
Suasana ruang tunggu relatif sepi, sebab sudah malam hari. Tidak ada lagi jadwal perjalanan kereta api ke arah Bandung atau Jakarta malam itu, kecuali kereta api Mutiara Selatan. Juga tidak ada aktifitas calon penumpang selain Saya di ruang tunggu. Benar-benar sepi.
Situasi pandemi Covid-19 berdampak pada sepinya penumpang kereta api. Aktifitas malam di sekitar Stasiun Nganjuk juga sepi karena terdampak pembatasan aktifitas. Juga ada pembatasan yang cukup ketat untuk calon penumpang kereta api.
Tiket Kereta Api sudah saya print di loket pencetakan tiket. Sambil menunggu kedatangan kereta api, sejenak keluar dari ruang tunggu. Menikmati kopi panas dan menepi di smookung area. Beberapa orang tampak di seputaran area parkir. Di antaranya tukang Ojek.
Satu dua batang rokok ternikmati. Tidak tahu harus mengambil perilaku di ruang tungu apa lagi selain menunggu. Capek juga jika harus mondar-mandir. Beberapa kali Polsuska, Polisi Khusus Kereta Api menatap ke saya.
Tidak boleh naik Kereta Api
Kereta Api Mutiara Selatan diumumkan datang tepat waktu. Saya bergegas menuju pintu masuk peron Stasiun dengan badan dan wajah lusuh karena terlalu lama menunggu. Kemudian Saya sodorkan tiket Kereta Api ke petugas Polsuska yang mengenakan seragam cokelat dan bermasker.
“Bapak tidak boleh naik kereta api,” katanya
“Maksud bapak ?,” Saya menyahut terhentak.
“Bapak belum Vaksin ke dua,” kata Polsuska
Dialog siangkat saya tempuh, merayu dan memohon agar diperbolehkan naik ke kereta api. Pak Polsuska pun meminta dan membawa tiket Saya, masuk ke ruang Kepala Stasiun. Hati mulai berdebar, harap-harap cemas agar terkabulkan.
“Saya sudah konsultasi ke pimpinan. Tapi bapak tidak boleh naik kereta api,” kata Polsuska
“Tidak ada keringanan, Pak. Dispensasi. Untuk satu orang penumpang saja, Saya sudah menunggu lama,” rayuku.
Polsuska kembali masuk ke ruang Kepala Stasiun. Sementara gemuruh suara kereta Api Mutiara Selatan sudah terdengar. Dan Kereta pun tiba di Stasiun Nganjuk. Pintu peron Stasiun masik tertutup. Karena penjagaan yang super ketat saat pandemi seperti sekarang ini.
“Maaf, Pak. Pimpinan tidak mau mengambil risiko. Bapak tetap tidak boleh naik kereta api. Dan harus melaksanakan pemeriksaan Swab Antigen,” tegas Polsuskan setelah bertemu pimpinan kedua kalinya.
Saya menatap wajah Polsuska, tegap dan tegas. Saya juga mengintip Kepala Stasiun sudah bersiap memberangkatkan Kereta Api, saran transportasi publik yang terdampak pandemi.
Tidak ada pilihan lain; tidak boleh naik kereta api karena belum Vaksin ke dua, dan saya harus mencari solusi mengatasi masalah tidak boleh naik kereta api ini. Sementara Kereta Api sudah melaju, dan saya kembali termangu di ruang tunggu stasiun sambil menikmati udara malam di Kota Angin Nganjuk. Sayapun harus menunggu kedatangan Kereta Api dari malam sampai pagi hari.