Setiap Masa Ada Tradisinya dan Setiap Tradisi Ada Masanya

Setiap masa ada tradisinya dan setiap tradisi ada masanya, bagaimana perspektif, makna dan pengertian dari ungkapan tersebut ? Mengapa tradisi memudar dan menghilang ? Berikut ini artikel ulasannya.

Tradisi adalah adat kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun dari para pendahulu, nenek moyang, leluhur. Tradisi adalah kepercayaan atau perilaku yang diwariskan dalam suatu kelompok atau masyarakat dengan makna simbolis atau makna khusus yang berasal dari masa lalu.

Ada juga yang mendefinisikan tradisi sebagai bagian penting dan inheren dari identitas bangsa dan masyarakat, karenanya tradisi melekat dan menjadi ciri khas tertentu sebuah masyarakat dan bangsa.

Tradisi memiliki 6 (enam) komponen utama, yaitu: entitas, kemunculan, masa atau waktu, penyangga, transformasi dan eksistensi. Itu sebabnya, setiap masa ada tradisinya, dan setiap tradisi ada masanya. Ungkapan ini bisa dikembangkan misalnya: setiap masyarakat ada tradisinya, dan setiap tradisi ada masyarakat sebagai penyangganya.

Setiap Masa Ada Tradisinya

Tiga komponen utama tradisi masing-masing entitas, kemunculan, masa atau waktu mewakili perspektif setiap masa ada tradisinya.

Makna dan pengertiannya: entitas tradisi adalah nama sekaligus bentuk sebuah tradisi yang berlaku dan menjadi perilaku. Kemunculan menunjukkan fase di mana tradisi berembrio dan terbentuk. Sementara masa atau waktu menunjukkan berlakunya tradisi dalam rentang waktu yang berjalan.

Entitas tradisi bisa bersumber dari kearifan lokal, budaya, agama dan persilangan atau percampuran antar sumber yang ada. Itu sebabnya, dengan komponen dasar yang ada dan terkadang sama, nama sebuah tradisi bisa berbeda, namun kontennya sama, atau setidaknya mirip.

Baca juga: Memelihara Silaturahmi dan Menjaga Tradisi Halal Bi Halal

Kesamaan atau kemiripan sebuah entitas tradisi karena pengaruh khazanah lokal yang bersifat asali, indegenous, dengan kehususan tersendiri. Ini berjalan seiring dengan fase pembentukan, kemunculan dan pemberlakuannya.

Setiap masa ada tradisinya menunjukkan kemungkinan entitas sebuah tradisi terbentuk, menjadi perilaku, kemudian menjadi kebiasaan. Dalam masa dan waktu tertentu, entitas tradisi bertahan dan ada upaya untuk mempertahakannya. Karena masa atau waktu bersifat konstan, sementara entitas tradisi bersifat relatif.

Setiap Tradisi Ada Masanya

Kemudian, tiga komopen utama tradisi meliputi penyangga, transformasi dan eksistensi mewakili perspektif setiap tradisi ada masanya.

Makna dan pengertian setiap tradisi ada masanya adalah entitas tradisi sangat bergantung kepada kekuatan penyangganya. Kekuatan sebuah tradisi melewati proses transformasi dan perubahan. Dan kebertahanan nilai atau value dari eksistensi sebuah tradisi pada masa dan waktu yang sedang berlaku.

Bergesernya tradisi ke lingkungan masyarakat dengan skala yang lebih kecil, menunjukkan penyangga tradisi semakin melemah, terkikis dan mengalami pergeseran. Tradisi berjalan seiring dengan kekuatan komunitas penyangganya. Semakin mengecil komunitas penyangganya, semakin mengubah serapan rekognisi, dan pemberlakuan tradisi.

Baca juga: Tradisi yang Tertunda, Akibat Dampak dari Pandemi Corona

Sumber entitas tradisi mungkin bersifat tetap, tapi terbuka dengan masuknya sumber dari luar yang memengaruhinya. Proses ini memungkinkan terjadinya transformasi tradisi di mana otentisitas dan keasliannya mulai berubah. Perubahan merupakan proses yang terus menerus terjadi dan memiliki kecenderungan untuk merangsek ke dalam.

Semakin transformasi dengan karakter modern merangsek, semakin berpotensi mengubah entitas tradisi dengan value-nya. Tradisi yang inheren di dalamnya mencakup pengertian dan karakter tradisional, terkepung oleh modernitas dengan ciri digital dan melahirkan tradisi dan budaya digital.

Masa dan waktu terus berjalan, eksistensi tradisi punya pilihan: bertahan atau berubah akan teruji dengan nilai kemanfaatan yang masyarakat peroleh darinya. Bukan hanya kemanfaatan, tapi juga aktualitas, relevansi dan cara pandang masyarakat yang terus berubah. Tradisi pun nantinya akan memudar dan bahkan menghilang

Banyak tradisi yang semaki memudar, tidak sedikit entitas tradisi yang bahkan sudah menghilang. Dan ini fakta historis. Oleh karena itu, setiap masa ada tradisinya dan setiap tradisi ada masanya. Bukan hanya tradisi, bahkan orang atau manusiapun bertransformasi. Sehingga setiap masa ada orangnya, dan setiap orang ada masanya.

Mengapa tradisi Memudar dan Menghilang ?

Sebagai anggota masyarakat atau komunitas, kita semua menjadi bagian dari penyangga sebuah tradisi. Mungkin di antara kita tidak terlibat langsung dalam proses menjadinya sebuah tradisi. Tapi di antara kita hampir pasti menjadi bagian dari pihak yang bisa mengambil nilai manfaat dari sebuah tradisi.

Baca juga: Sejarah Bedug, Sudah Ada Sejak Zaman Majapahit ?

Karena tradisi sudah berkembang sedemikian rupa sehingga membentuk karakter dan kepribadian kita sehari-hari. Kita menjadi seperti sekarang ini juga karena faktor internalisasi tradisi dalam kurun waktu yang terus berjalan.

Setiap tradisi ada masanya. Tradisi bisa memudar dan menghilang karena beberapa faktor, yaitu:

  • proses tranformasi digital melalui teknologi modern di hampir semua lini kehidupan.
  • keterikatan individu terhadap tradisi yang semakin meengendor.
  • ilai manfaat dari tradisi yang sudah tergantikan dengan tradisi baru.
  • perubahan cara pandang masyarakat sebagai penyangga tradisi.
  • tidak ada regulasi dari pihak berwenang dalam upaya mempertahankan sebuah entitas tradisi.

Setiap masa ada tradisinya, dan karena masa atau waktu terus berjalan, maka tradisi yang mengisinya akan terus berubah baik jenis maupun polanya. Baik nama maupun ekspresinya. Baik nilai manfaat maupun niilai identitasnya.

Baca juga: Tradisi Hajatan Masyarakat yang Kembali Digelar

Sementara itu, jika ada tradisi yang masih kuat bertahan bahkan terhitung sudah ratusan tahun, itu karena:

  • sumber tradisi tersebut berasal dari kekuatan Yang Maha Mengatasi.
  • tradisi tersebut sudah menjadi bagian dari ideologi masyararakat penyangganya.
  • proses pewarisan dari generasi ke generasi terjaga dan dipertahankan;
  • tradisi bersifat lentur dan adaptatif tanpa kehilangan karakter genuine nya
  • masyarakat masih mendapatkan nilai dan value dari tradisi yang bertahan

Demikian artikel review tentang setiap masa ada tradisinya dan setiap tradisi ada masanya. Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran. (Surat Al ‘Ashr: ayat 1-3). Semoga bermanfaat untuk pembaca semuanya.

Terima kasih untuk Anda berkenan menemukan Kami di X Twitter juga Instagram dan Facebook

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button