Rihlah ke Solok Selatan, Singgah di Jorong Malus Sangir

Catatan Rihlah kali ini ke Solok Selatan di Sumatera Barat tepatnya di Pondok Pesantren Bustanul Huda Jorong Malus Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan. Catatan perjalanan kami sajikan untuk melengkapi jejak waktu penulis saat mengembara di Sumatera Barat.
Kabupaten Solok pernah mengalami pemekaran menjadi 3 (tiga) daerah otonomi baru, yaitu Kabupaten Solok, Kota Solok dan Kabupaten Solok Selatan. Penetapan Solok Selatan sebagai Kabupaten, bersamaan dengan Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Pasaman Barat melalui UU nomor 38 tahun 2023.
Menurut cerita teman yang mendampingi perjalanan, sebelum pemekaran, Kabupaten Solok dipimpin oleh Gamawan Fauzi sebagai Bupati Solok dua periode, yaitu 1995-2000 dan 2000-2005. Setelah itu, menjadi Gubernur Sumatera Barat (2005-2009) dan Menteri Dalam Negeri Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014).
Baca juga: Rihlah ke Pesisir Selatan di Koto XI Tarusan Sumatera Barat
Rihlah ke Kabupaten Solok Selatan ini adalah kali ke tiga di Sumatera Barat. Sebelumnya ke Kabupaten Sijunjung dan ke Kabupaten Pesisir Selatan. Sebagian wilayah Kabupatan Solok Selatan ini berbaatsan langsung di sisi barat dengan Kabupaten Pesisir Selatan. Di sisi timur berbatasan dengan Kabupaten Dharmasraya. Dan di sisi selatan berbatasan dengan Kabupaten Kerinci Provisi Jambi.
Perjalanan Ke Solok Selatan
Rihlah atau perjalanan ke Kabupaten Solok Selatan kami mulai dari Bandara Internasional Minangkabau (PDG), di mana beberapa teman sudah standby menunggu Saya mendarat. Sesampainya di pintu kedatangan, kami bergabung dengan armada publik, mobil dan memulai perjalanan.
Setelah keluar dari Kota Padang, perjalanan mulai menaiki pegunungan. Tampak di hadapan mata antara lain pegunungan warna cokelat yang menjadi area tambang PT Semen Padang. Jalur perjalanan ke Solok Selatan melewati Sitinjau Lauik, tikungan yang viral di beberapa platform media sosial.
Baca juga: Ke Sijunjung, Jejak Waktu Bersama Travel Plat Hitam
Berbeda dengan saat perjalanan ke Sijunjung yang malam hari. Kali ini Kami berkesempatan menikmati ruas jalan seribu kelokan. Indah dan menakjubkan. Tapi sekaligus mengerikan karena tebing yang tinggi bersebelahan dengan jurang yang dalam. Dan kondisi seperti itu Kami lalui sampai Simpang Tiga Lubuk Selasih.
Dari Simpang Lubuk Selasih, Kami ambil arah kanan menuju Kabupaten Solok Selatan. Lalu lintas relatif sepi dan ruas jalan semakin meninggi. Teman berujar, Kita melewati dataran tinggi, sejuk dan panjang, sampai di perbatasan Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok Selatan.
A Cilie Hill Cafe & Resto dan Jalan Rusak
“Oh, jadi perjalanan ke Solok Selatan melewati wilayah Kabupaten Solok,” saya bergumam dalam hati sambil membayangkan jarak dan waktu tempuh. Membelah perbukitan dan jurang berkedalaman variatif, kami pun sampai di sebuah Resto & Cafe. Namanya A Cilie Hill dengan Sambal Cobek Bakar sebagai ciri khas kulinernya.
Lokasi Resto & Cafe ini berkalangkan perkebunan teh yang hijau dan asri dengan latar sekeliling perbukitan bergelombang. Kami pun singgah. Udaranya sudah cukup dingin. Air wudhu merasuk dingin di pori-pori kulit. Mushalla nya sendiri berlokasi di bagian basement Cafe. Usai Shalat dhuhur, kami pun menikmati makan siang dan ngopi khas Kabupaten Solok.
Baca juga: Lamandau Kalimantan Tengah, Seutas Jejak Waktu Perjalanan
Dari A Cilie Hill Resto & Cafe, perjalanan masih sekitar 3 jam lagi sampai di lokasi kegiatan. Saya tidak memiliki bayangan, jalur perjalanan ke depan ini akan seperti apa kondisinya. Sementara sepanjang lepas cari Cafe & Resto, ruas jalan terasa semakin meninggi. Inilah Rihlah ke Kabupaten Solok Selatan yang sangat panjang rasanya.
Pemandangan di sisi kanan dan kiri tidak ada selain perbukitan dan pegunungan yang menghijau. Tidak banyak ditemui perumahan penduduk. Hanya melewati beberapa perkampungan dengan pada penduduk. Selebihnya, jalan raya yang sepi. Membayangkan bagaimana situasinya kalau perjalanan malam hari.
Di ketinggian yang cukup dan masih di wilayah Kabupaten Solok, sejumlah ruas jalan rusak parah. Kondisi jalan raya di tanah dengan kemiringan dan lereng tebing jurang membuat kekuatan jalan sangat rentan rusak. Aspal dan benton cor mengelupas karena tergerus air saat hujan deras. Tidak tampak aktifitas perbaikan jalan oleh yang berwenang.
Baca juga: Smoking Room Bandara Internasional Minangkabau (BIM)
Kami menjemput teman di wilayah Kabupaten Solok, yang sama-sama akan menjalankan tugas di Solok Selatan. Dan di Surian, Kami harus berhenti sejenak untuk melaksanakan Shalat Ashar. Setelah melewati lebih dari 2 jam perjalanan, Kami baru masuk di perbatatasan Kabupaten Solok dengan Kabupaten Solok Selatan. Tepatnya di Nagari Surian Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, dengan Tugu Selamat Datang sebagai penanda.
Tiba di Malus Malam Hari
Menjelang waktu Maghrib, Kami tiba di Muara Labuh. kota Kecamatan Sungai Pagu. Rihlah ke Kabupaten Solok Selatan pun berhenti sejenak. Kami singgah untuk istirahat, tepatnya di rumah Driver yang sudah membersamai Kami sejak dari Bandara Internsional Minangkabau di Padang Pariaman.
Kami sempatkan untuk istirahat. Mandi dan melaksanakan Shalat Magrib. Perjalanan dari Padang ke Solok Selatan ternyata cukup panjang. Menuju Jorong Malus Sangir masih sekitar 1 jam lagi perjalanan. Dan ternyata, Kami belum melewati pusat kota Kabupaten Solok Selatan. Sementara perjalanan pasti menembus malam, dan kehilangan momen pemandangan selama perjalanan.
Baca juga: Perjalanan Ke Kapuas Hulu: Menempuh Jarak, Mengejar Waktu
Di lokasi kegiatan, di Pondok Pesantren Bustanul Huda Jorong Malus. Sangir, Solok Selatan, teman-teman sudah menunggu. Kami sampaikan kepada mereka, setelah istirahat, shalat Isya dan makan malam, Kami melanjutkan perjalanan.
Setelah lebih dari 1 jam perjalanan, akhirnya kami tiba di Jorong Malus malam hari. Disambut suasana dingin karena Malus tergolong wilayah di kaki Gunung Kerinci. Nuansa pesantren sudah nampak, dan kami segera beradaptasi untuk memulai kegiatan besok harinya. Di Malus, Kami singgah selama 3 (tiga) hari, 7-9 Februari 2025.
Baca juga: Rihlah Ke Bengkayang, Menorehkan Jejak dan Pondasi Juang