Rihlah ke Sanggau, Melawi, Sintang dan Kapuas Hulu

Rihlah ke 4 kabupaten di Kalimantan Barat masing-masing Sanggau, Melawi, Sintang dan Kapuas Hulu kami tempuh dalam rangka menjalankan tugas. Menurut KBBI, Rihlah berarti perlawatan; perjalanan; pelancongan. Dalam konteks arti tersebut, kami menjalankan semuanya, bertiga.
Saya sendiri memulai rihlah dengan menumpang pesawat terbang dari Bandara Soekarno Hatta di Cengkareng (CGK). Sementara 2 teman berangkat dari Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo.
Beda pesawat dengan tujuan yang sama. Dan beda waktu landing di Bandara Supadio Pontianak di Kabupaten Kubu Raya. Setibanya di Kubu Raya, langsung menuju ke titik tujuan pertama: di Kabupaten Sanggau.
Baca juga: Seutas Jejak Waktu Perjalanan ke Lamandau
Awalnya, kami bertiga hanya mendapatkan tugas rihlah ke Sanggau dan Melawi. Sehingga dalam persiapan dan membawa bekal, secukupnya saja untuk keperluan singgah di 2 kabupaten itu. Juga pamit ke keluarga untuk 2 tempat lawatan.
Namun, setibanya di Sanggau, kami bertiga diyakinkan untuk melanjutkan Rihlah ke Sintang dan Kapuas Hulu setelah selesai menjalankan tugas di Sanggau dan Melawi. Kami pun menerima tugas tersebut dengan lapang dada. Sudah menjadi tradisi dalam penugasan kami: siap menerima tugas dalam keadaan apapun.
Rihlah 22 hari
Jika dihitung, maka kami harus berada di Kalimantan Barat selama kurang lebih 22 hari. Ini berkaitan dengan waktu singgah atau menetap di masing-masing tujuan rihlah yang masing-masing efektif selama 3 hari, plus 1 hari perjalanan dari dan ke masing-masing titik tujuan.
Rihlah ke Sanggau, Melawi, Sintang dan Kapuas Hulu terasa lama dan panjang. Lama karena akumulasi jejak waktu singgahnya. Juga jauh karena memang jarak tempuhnya yang beratus-ratus kilometer. Plus berjam-jam perjalanan darat dari satu kabupaten ke kabupaten lainnya.
Baca juga: Semalam di Pangkalan Bun Kotawaringin Barat
Kami juga bersiap dengan segala konsekuensi. Kesehatan paling utama. Namun menjaganya juga harus ekstra hati-hati. Sedikit saja ganguan kesehatan, bisa mengubah rencana perjalanan. Setidaknya kami menyiapkan beberapa bekal rihlah, di antaranya:
- Niat yang lurus dalam rangka menjalankan tugas, agar tetap dalam motvasi dan semangat yang terjaga;
- Meningkatkan imunitas tubuh dan anggota badan agar senantiasa fit, terjaga dan siap menjalankan tugas berkelnjutan;
- Merencanakan perjalanan, termasuk perjalanan darat dan perjalanan spiritual, untuk menguatkan tekad bertugas;
- Membekali diri dengan semangat kemandirian selama dalam perjalanan, termasuk menyiapkan perlengkapan pakaian;
- Menyiapkan laporan-laporan selama dalam penugasan kepada yang memberi tugas; baik langsung maupun tertulis.
Rihlah ke Sanggau, Melawi, Sintang dan Kapuas Hulu Saya tuliskan dalam artikel jejak waktu sebagai ikhtiar mengabadikan perjalanan spiritual dan pengalaman yang mengiringi. Terima kasih kepada 2 teman yang sudah membersamai selama rihah 22 hari.