Rajaban, Tradisi Umat Islam Memperingati Bulan Rajab

Rajaban merupakan tradisi peringatan di (atau dalam rangka memperingati) bulan Rajab, bulan ketujuh dalam kalender Islam hijriyah.

Rajaban berasal dari kata Rajab dengan tambahan akhiran an. Rajab sendiri merupakan kata benda. dan saat mendapatkan akhiran an, berubah menjadi kata kerja. Dari sini, Rajaban berarti melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu untuk dan dalam rangka memperingati bulan Rajab.

Kata Rajaban mungkin hanya populer di lingkungan masyarakat muslim Jawa. Di wilayah lain bisa jadi sama, atau sekadar mirip dalam penyebutannya. Dalam bahasa Arab, Rajaban seakar makna dengan Haflah Rajabiyah.

Memperingati bulan rajab berawal dari saat pertama kali datangnya tanggal 1 Rajab. di tahun berjalan. Dengan cara memeprbanyak doa Allahumma Baarik Laana fi Rajaba. Doa pendek ini merupakan potongan dari doa yang lebih utuh yang berbungi Allahumma Baarik Lanaa fi Rajaba, wa Sya’bana, wa Ballighna Ramadhana,

Baca juga: Setiap Masa Ada Tradisinya dan Setiap Tradisi Ada Masanya

Sebagai sebuah tradisi, Rajaban sudah sedemikian mengakar di dalam masyarakat Muslim. Pelaksanaannya pun satu bulan penuh. Memperingati bulan Rajab bisa saja sendiri, maupun dengan cara berjamaah.

Memperingati bulan Rajab, Rajaban atau Haflah Rajabiyah bisa berlangsung di sejumlah tempat, Misalnya, di Pondok Pesantren, Masjid, Mushalla, lembaga pendidikan Islam. Bahkan di hunian elite, seperti perumahan dan perkantoran.

Rajab Bulan Mulia

Umumnya, peringatan Rajaban mengundang seorang penceramah untuk memberikan taushiyah rajabiyah. Bisa Ustad, Kiai, Ulama atau Guru. Ini bisa dibilang agenda utama. Dari para penceramah, masyarakat mendapatkan asupan spiritual berupa ilmu dan pengetahuan.

Jika tidak mengundang penceramah, masyarakat Muslim tidak kehilangan akal. Mungkin peringatan bulan Rajab cukup dengan melaksanakan doa bersama. Tahlil dan istightasah. Dari sisi pelaksanaanya pun dipilih; tidak harus mewah, bisa saja sderhana akan tetapi berlangsung dengan khidmat.

Tradisi Memperingati Bulan Rajab akan terus berlangsung. Setidaknya karena sudah menjadi bagian dari keyakinan, setidaknya keyakinan akan adanya kebaikan di dalamnya. Hukum memepringati bulan rajab sendiri boleh jadi terjadi silang pendapat. Namun, itu bukan hal yang pokok.

Mari mempertingati bulan rajab, dengan kemampuan yang ada dan dengan niat yang baik; yaitu memperingati bulan Rajab yang Allah SWT sebut sebagai Bulan Mulia. Bisa juga dengan membaca dan memahami makna Syair Isra’ Mi’raj.

Terima kasih untuk Anda berkenan menemukan Kami di X Twitter juga Instagram dan Facebook

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button