Rabbi Inni Dhalamtu Nafsi Faghfirli, Doa Nabi Musa As.

Makna, Pengertian dan Kisah

Di balik doa Nabi Musa As. Rabbi Inni Dhalamtu Nafsi Faghfirli ada makna dan pengertian juga kisah yang sangat menyentuh juga khikmah. Baik sekali untuk dibaca, menjadi renungan, menjadi wirid harian dan doa introspeksi diri. juga doa muhasabah sepanjang hidup kita sebagai umat Islam.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Qashash · Ayat 16

قَالَ رَبِّ اِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَغَفَرَ لَهٗۗ اِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Teks Latin: Qâla rabbi innî dhalamtu nafsî faghfir lî fa ghafara lah, innahû huwal-ghafûrur-raḫîm

Artinya: Dia (Musa) berdoa, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku.” Dia (Allah) lalu mengampuninya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Kisah Nabi Musa Alaihissalam Berbuat Dhalim

Dari ayat di atas, doa Nabi Musa Rabbi Inni Dhalamtu Nafsi Faghfirli berasal, dan Allah SWT mengabadikannya di dalam Al-Qur’an. Ini karena doa tersebut memiliki makna dan pengertian yang mendalam dan juga memiliki kisah yang layak menjadi teladan untuk kita ambil khikmahnya.

Menarik juga menyimak ayat di atas, karena Allah SWT menjawab (mengambulkan) doa nabi Musa AS., secara langsung dalam satu rangkaian ayat. Allah SWT menjawab: Faghfilahu, Allah SWT (lalu) mengampuninya. Kemudian dengan penegasan, Innahû Huwal-Ghafûrur-Raḫîm, yang artinya Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Doa Nabi Musa As., Rabbi Inni Dhalamtu Nafsi Faghfirli ini senada dengan doa nabi Yunus As., yang berbunyi La Ilaha Illa Anta Subhanaka Inni Kuntu Minadholimin. Silakan baca artikel doa Nabi Yunus As., tersebut sebagai referensi pembanding.

Senada maksud dan pengertiannya adalah ada dimensi perbuatan. Dalam hal ini perbuatan aniaya atau dhalim yang Nabi Musa As dan Nabi Yunus As telah lakukan. Dan karenanya, keduanya meminta dan memohon pengampunan.

Baca juga Rabbi Habli Minasshalihin, Doa Mustajab Nabi Ibrahim AS

Perbuatan aniaya atau dhalim tersebut termaktub dalam kalimat Inni Dhalamtu Nafsi (Doa Nabi Musa As.,) dan kalimat Inni Kuntu Minadhalimin (dalam doa Nabi Yunus As.). Lalu perbuatan dhalim apa yang pernah Nabi Musa lakukan ? Bagaimana kisahnya?

Imam Al-Ghazali menuturkan kisah Nabi Musa As., yang telah berbuat dhalim. Dan peristiwa itu yang menjadi latar belakang turunnya ayat yang berisi doa Rabbi Inni Dhalamtu Nafsi Faghfirli tersebut.

Nabi Musa Membunuh Bal’am bin Ba’ura

Menurut Al-Ghazali, terdapat kisah di mana Musa As bin Imran yang hanya sekali memukul seseorang karena begitu marahnya hingga orang itu wafat, meninggal dunia. Sejak saat itu, betapa takutnya Nabi Musa kepada Allah SWT., hingga Nabi Musa As., terus tertunduk dan memohon ampunan seraya memanjatkan doa Rabbi Inni Dhalamtu Nafsi Faghfirli.

Baca juga Rabbi Habli Min Ladunka Dzurriyyatan Thayyibatan

Perbuatan dhalim Nabi Musa dalam kisah ini adalah membunuh Bal’am bin Ba’ura. Siapa dia? Seorang laki-laki yang memiliki kelebihan berupa karamah atas izin Allah SWT, pada zamannya. Menurut kisah yang ada, jika ia memandang ke langit, Ba’lam bin Ba’ura bisa melihat Arsy.

Allah SWT mengabadikan kisah Ba’lam bin Ba’ura ini di dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 175 yang berbunyi:

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ الَّذِيْٓ اٰتَيْنٰهُ اٰيٰتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَاَتْبَعَهُ الشَّيْطٰنُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِيْنَ

Artinya: Bacakanlah (Nabi Muhammad) kepada mereka (tentang) berita orang yang telah Kami anugerahkan ayat-ayat Kami kepadanya. Kemudian, dia melepaskan diri dari (ayat-ayat) itu, lalu setan mengikutinya (dan terus menggodanya) sehingga dia termasuk orang yang sesat.

Masih menurut Imam Al-Gazali, dengan kelebihannya itu, hidup dan kehidupan Bal’am bin Ba’ura lebih cenderung ke (cinta) dunia dan (mengandalkan) pengikutnya. Bal’am meninggalkan salah seorang kekasih Allah SWT yang juga sahabatnya, yaitu Nabi Musa As.

Baca juga: Robbij’al Hadza Baladan Aaminan, Doa Cinta Tanah Air

Bal’am bin Ba’ura meninggalkan Nabi Musa As hanya demi kehormatan (harta benda dan kekuasaan). Hingga Allah SWT melenyapkan pengetahuannya dan menjadikannya sederajat dengan seekor anjing yang diusir.

Kisah pelenyapan dan penenggelaman Bal’am bin Ba’ura termaktub dalam Al-Qur’an;

وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنٰهُ بِهَا وَلٰكِنَّهٗٓ اَخْلَدَ اِلَى الْاَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوٰىهُۚ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ الْكَلْبِۚ اِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ اَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْۗ ذٰلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَاۚ فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ

Artinya: Seandainya Kami menghendaki, niscaya Kami tinggikan (derajat)-nya dengan (ayat-ayat) itu, tetapi dia cenderung pada dunia dan mengikuti hawa nafsunya. Maka, perumpamaannya seperti anjing. Jika kamu menghalaunya, ia menjulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya, dia menjulurkan lidahnya (juga). Demikian itu adalah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka, ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir. (Al-A’raf · Ayat 176).

Doa Rabbi Inni Dhalamtu Nafsi Faghfirli

Setiap doa pasti ada hikmah dan pelajaran yang selayaknya kita ambil. Doa Nabi Musa As mengandung makna dan pengertian ketaatan dalam bentuk rasa takut kepada Allah SWT atas tindakan aniaya atau dhalim.

Baca juga Doa Muhasabah: Doa dan Makna Rabbi Hasibni Hisaban Yasiira

Juga mencerminkan betapa seorang Nabi seperti Musa As tidak terlepas dari ancaman perbuatan dhalim (hingga membunuh Ba;lam bin Ba’ura). Apalagi kita sebagai hamba Allah SWT, yang juga terancam (terintai sepanjang waktu) untuk berbuat aniaya terhadap sesama. Juga berbuat dhalim dalam berbagai bentuk. Termasuk aniaya dan dhalim terhadap diri kita sendiri.

Inni Dhalamtu Nafsi dalam doa Nabi Musa As tersebut memiliki makna dan pengertian. Bahwa Nabi Musa As sangat menyadari dan dalam kesadaran penuh — sebagai kekasih Allah SWT — bahwa perbuatan aniayanya itu juga hakikatnya perbuatan mendhalimi diri sendiri.

Atas keadaan rasa takut yang amat sangat ini kemudian Nabi Musa As bersimpuh memohon kepada Allah SWT; Rabbi Inni Dhalamtu Nafsi Faghfirli dan Allah SWT memberikan ampunannya.

Baca juga Doa Rabbana (Ayat Al-Qur’an), Teks Arab Latin dan Artinya

Kita bisa mengambil 5 (lima) khikmah dari Doa Nabi Musa As. Rabbi Inni Dhalamtu Nafsi Faghfirli, yaitu:

  • Dalam keadaan sadar telah melakukan perbuatan aniaya, dhalim dan kedhaliman dalam bentuk apapun, untuk segera memohon ampunan kepada Allah SWT.
  • Bahwa potensi perbuatan dhalim selalu mengintai kita setiap hari, dan hendaknya kita selalui mawas diri, waspada dan tidak terlambat menyadarinya
  • Menjadikan doa Nabi Musa As., Rabbi Inni Dhalamtu Nafsi Faghfirli sebagai doa harian, doa muhasabah, untuk introspeksi dan kontrol diri atas dasar kesadaran sebagai hamba Allah SWT.
  • Menjadikan doa Nabi Musa As., Rabbi Inni Dhalamtu Nafsi Faghfirli sebagai wasilah permohonan ampunan atas perbuatan aniaya dan kedhaliman yang tidak kita sadari.
  • Bahwa Nabi Musa As pun senantiasa tertunduk memohon ampunan, maka sebagai hamba Allah SWT, membaca doa Rabbi Inni Dhalamtu Nafsi Faghfirli sebaiknya dengan penuh rasa takut dan harapan, dengan ketertundukan yang mencerminkan kehambaan kita di hadapan Allah SWT

Demikian artikel esai Islami tentang Doa Nabi Musa As. Baca artikel esai Islami lainnya tentang doa. Semoga kita mampu dalam membiasakan wirid dengan doa Rabbi Inni Dhalamtu Nafsi Faghfirli.

Terima kasih untuk Anda berkenan menemukan Kami di X Twitter juga Instagram dan Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button