Perjalanan Ke Kapuas Hulu: Menempuh Jarak, Mengejar Waktu

Perjalanan ke Kapuas Hulu di Putussibau menempuh jarak yang cukup jauh dan mengejar waktu yang terasa lama. Ini adalah artikel serial catatan perjalanan ke-4 Rihlah ke Sanggau, Melawi, Sintang dan Kapuas Hulu di Kalimantan Barat.
Perjalanan darat dari Masjid Jami Sintang ke Putussibau Kapuas Hulu masih 5 jam lebih. Kami mulai membayangkan, jika start jalan darat mulai jam 15.00, maka baru akan sampai di Putussibau sekitar jam 20-an. Dari sini kami sudah membayangkan jarak dan waktu tempuh Putussibau ke Pontianak saat kami perjalanan pulang nanti.
Lepas dari rehat menikmati Kuliner Lamongan di Sintang, 2 orang driver mendampingi Kami. Mereka kebetulan menjadi peserta kegiatan di Pesantren Al Iman Tebelian. Dan ikhlas menjadi relawan mengantarkan kami ke Kapuas Hulu.
Bukit Kelam
Pandangan mata dari kota Sintang sudah tertuju pada gundukan hijau yang samar-samar sudah terlihat. Semakin mendekat, gundukan hijau itu semakin terlihat besar. Masyarakat menyebutnya sebagai Bukit Kelam, yang terletak di bagian tengah Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Berjarak sekitar 20 km dari Kota Sintang.
Sejauh perjalanan sampai saat ini menuju Kapuas Hulu, belum pernah melihat bukit atau bahkan Gunung. Kita bisa menikmati pemandangan Gunung Batu atau Bukit Kelam sepanjang perjalanan. Ketinggian bukit kelam mencapai 1.002 mdpl. Bukit kelam jauh lebih tinggi dan besar dibandingkan Ayers Rock yang memiliki tinggi 862 mdpl
Baca juga: Ke Kota Singkawang, Perjalanan Panjang Sampai Pangmilang
Catatan di sebuah laman menyebutkan, pemandangan Bukit Kelam begitu mempesona. Membentang hijau dan asri. Meskipun terkenal sebagai Bukit, namun nyatanya Bukit Kelam ini merupakan sebuah Batu Monolit gelap terbesar dan tertinggi di dunia mengalahkan Ayers Rock di Uluru, Australia.
Sintang – Hulu Gurung, Menempuh Jarak
Selepas meninggalkan Batu Kelam, mobil terus melaju sampai tiba di tugu penanda perbatasan Sintang dengan Kapuas Hulu. Dan Kami menyempatkan untuk berhenti sejenak. Kembali memastikan jarak tempuh yang akan dilalui. Masih sekitar 4 jam jarak waktu perjalanan versi Google Maps.
Kami meyakini bahwa jarak tempuh itu bisa saja tidak akurat. Kami juga harus memastikan, setidaknya saat waktu maghrib tiba, tidak kesulitan mencari Masjid atau Mushalla. Sepanjang perjalanan dari Jalan Raya Lintas Tengah Kalimantan Barat di Kecamatan Nanga Silat, kami memperhatikan pemandangan sekeliling.
Baca juga: Rihlah ke Sintang: Pesantren, Ziarah Makam, Masjid Keraton
Semakin mobil melaju, semakin tak banyak ditemui perumahan di kanan dan kiri jalan raya. Hanya satu, dua atau tiga rumah berjejer. Interval antar perumahan tidak lain rimbunan hutan. Menemui kompleks perumahan yang padat dan ramai, sepertinya beberapa pusat kegiatan masyarakat ada di sana. Atau ada pasar dan pusat perbelanjaan di sebuah persimpangan jalan masuk ke pedalaman.
Setelah 2 jam perjalanan lebih, dan hampir masuk waktu Magrib, kami sampai di wilayah kecamatan Hulu Gurung. Istirahat sambil menunggu waktu shalat di Masjid Tepuai Hulu Gurung. Di sekitarnya ada toko modern. Wilayah ini ramai, dan padat perumahan.
Mengejar Waktu ke Putussibau
Kami mencoba kontak dengan panitia kegiatan di Kapuas Hulu, menginformasikan posisi terkini. Kami mendapatkan jawaban; sampai Putussibau Selatan masih melewati 4 kecamatan lagi. Dan Kami hanya mengiyakan, dan bergegas untuk mengejar waktu ke Putussibau.
Kami ber lima dalam satu mobil, tak satupun yang sudah pernah menempuh perjalanan beratus kilometer sepanjang itu. Artinya, di antara kami hanya bermodal tekad untuk selamat dalam perjalanan dan sampai di tempat tujuan.
Berangkat dari Hulu Gurung sudah gelap, dan akan semakin gelap saat memasuki wilayah tanpa permukiman penduduk. Belum sampai ke Putussibau, kami kembali berhenti di sebuah Masjid. Waktu Shalat Isha sudah tiba. Maksud hati untuk melaksanakan Shalat Isha. Namun, rupanya mobil juga butuh istirahat dan pengecekan secukupnya.
Baca juga: Perjalanan ke Melawi, Menembus Malam Hingga Pagi Hari
Pelaksanaaan kegiatan di Kapuas Hulu baru esok harinya sehingga perjalanan malam masih cukup aman. Saat ini sebatas mengajar waktu mengingat para panitia kegiatan sudah menunggu. Ini bedanya dengan perjalanan sebelumnya. Ke kapuas Hulu tidak ada penjemputan.
Meski demikian, pada akhirnya kami bisa tiba di Putussibau Selatan sekitar jam 21.30 an waktu setempat. Kami pun langsung disambut di lokasi kegiatan dan mereka mengajak kami ke Rumah Makan. Rupanya, segala sesuatunya sudah dengan persiapan yang baik. Alhamdulillah.
4 Hari di Kapuas Hulu
Di Putussibau Selatan Kapuas Hulu, kami singgah selama tiga hari, tanggal pada tanggal 27-29 November. Sambil menanti pembukaan kegiatan esok hari, Tidak terasa, sejak tanggal 17 November, sampai hari ini, 27 Novermber sudah berada di wilayah Kalimantan Barat.
Baca juga: Rihlah ke Solok Selatan, Singgah di Jorong Malus Sangir
Terasa sangat jauh jika melihat perjalanannya. Alhamdulillah. Inilah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bersyukur bisa ada kesempatan untuk sampai ke Kapuas Hulu. Hari pertama di Putussibau Selatan, Kami sudah terbayang-bayang seberapa lama dan seebrapa nanti perjalanan pulang Kami dari Kapuas Hulu ke Pontianak.
Tapi itu nanti pasti terlewati kembali, Sekarang, Kami bersiap untuk tinggal selama 4 hari di Kapuas Hulu. Sebagaimana di Sanggau, Melawi dan Sintang, Kami harus melaksanakan tugas organisasi sampai selesai. Kami sudah memprediksi, kepulangan Kami nanti sampai di rumah masing-masing, sudah memasuki bulan baru, yaitu Desember.
Baca juga: Perjalanan dari Pontianak ke Sukamulya Parindu Sanggau