Perjalanan dari Pontianak ke Sukamulya Parindu Sanggau

Ini adalah artikel serial catatan perjalanan ke-1 Rihlah ke Sanggau, Melawi, Sintang dan Kapuas Hulu di Kalimantan Barat, tepatnya di Sukamulya, Parindu. Perjalanan atau rihlah perdana yang mengesankan, penuh tantangan dan kenangan sekaligus.
Perjalanan dimulai dari sejak turun di Bandara Supadio di Kubu Raya, Kalimantan Barat menuju Kabupaten Sanggau. Butuh waktu yang cukup untuk melewati jalanan Kota Pontianak yang sudah padat arus kendaraan.
Di ruas tertentu, terjadi kemacetan, terutama menjelang melintasi jembatan Sungai Kapuas. Karena arus lalu lintas yang padat. Juga pembangunan Jembatan ke-2 di sisi jembatan yang lama yang masih berlangsung.
Pontianak – Simpang Ampar – Sosok
Keluar dari kota Pontianak memasuki jalur darat Sungai Ambawang Kubu Raya – Batangtarang – Tayan – Sosok. Sebekum sampai Sosok, kami singgah sebentar di Simpang Ampar. Istirahat. Menikmati kopi khas Kalimantan Barat dan dan kuliner pilihan pendamping perjalanan.
Simpang Ampar adalah pertigaan yang terletak di kecamatan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau yang menghubungkan 3 arah sekaligus; ke kota Sosok dan ke Kota Pontianak. Juga ke Kabupaten Ketapang.
Sejauh melewati ruas Pontianak – Simpang Ampar – Sosok – Parindu di Sanggau, kami disuguhi pemandangan alam hutan dan perkebunan yang sangat asri. Jalan berkelok relatif datar, nyaris tidak ada jalan naik turun yang curam. Sedikit saja nuansa tebing di kanan dan kiri. Selebihnya hamparan alam yang hijau.
Baca juga: Ke Kota Singkawang, Perjalanan Panjang Sampai Pangmilang
Sepanjang memperhatikan sisi kanan kiri jalan, jarang ditemui perumahan berkelompok. Mungkin ada di luar jangkauan pandangan mata, di bagian dalam wilayah setempat. Bangunan Gereja nampak terlihat beberapa kali dengan bangunan skala kecil maupun besar. Hingga kami tiba di kota Sosok atau Simpang Sosok.
Sosok adalah kota kecil di kabupaten Sanggau. Simpang Sosok menghubungkan 3 kota di Kalimantan Barat. Ke barat ke arah Kabupaten Landak. Ke Selatan ke Kubu Raya dan ke timur menuju kabupaten Sanggau. Di Sosok, singgah sekadar untuk melepas lelah.
Pondok Pesantren Daarul Hidayah
Tujuan pertama perjalanan ke Sanggau (juga Melawi, Sintang dan Kapuas Hulu) adalah di Pondok Pesantren Daarul Hidayah yang terletak di jalan Trans Sukamulya, Desa Sukamulya, Kecamatan Parindu, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
Driver Mobil 4 Wheels Drive atau mobil 4WD yang kami tumpangi menyatakan, sampai ke tujuan pertama masih butuh waktu sekitar 30-an menit. Tidak terasa, sudah 3 jam lebih perjalanan dari kota Pontianak ke Sosok, lebih kurang 140-an kilometer.
Baca juga: Rihlah ke Sintang: Pesantren, Ziarah Makam, Masjid Keraton
Setiba di PP Daarul Hidayah Sukamulya, langsung memulai aktifitas karena agenda pembukaan acara sudah terjadwal. Sementara 2 rekan masih dalam perjalanan menyusul dari kota Pontianak. Nuansa klasik Aula PP Daarul Hidayah menjadi saksi pelaksanaan tugas dan kegiatan selama 3 hari, tanggal 17-19 November 2023.
Selama di PP Daarul Hidayah Sukamulya, kami beristirahat dan menginap di Gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas yang menyatu dengan area Pondok Pesantren. Menurut Ustadz Siswanto, peremian BLK Komunitas Daarul Hidayah oleh Muhaimin Iskandar saat menjabat sebagai Menakertrans.
Nuansa Jawa di Sukamulya
Dari Sukamulya Parindu Sanggau Kalimantan Barat jejak waktu perjalanan tertorehkan, menyatu dalam semngat pergerakan organisasi. Juga bertemu dengan orang-orang yang sepaham dalam manhaj Ahlussunnah wal Jamaah.
Dan terkhusus di Sukamulya, bisa menikmati suasana pedesaan. Selain lokasi memang terletak di pedesaan, juga karena penduduknya merupakan peserta transmigrasi pada zamannya. Termasuk dari wilayah pulau Jawa. Ada nuansa Jawa di Sukamulya.
Baca juga: Rihlah ke Solok Selatan, Singgah di Jorong Malus Sangir
Di Desa Sukamulya, Kecamatan Parindu, misalnya, lahan tidur pada tahun 1980-an kini sudah berubah menjadi lahan produktif semenjak dijadikan kawasan permukiman transmigrasi. Desa Sukamulya merupakan permukiman transmigrasi yang dibangun mulai tahun 1981.
Sumber di Kompas.com menyebutkan, di Kabupaten Sanggau, tercatat 51.924 transmigran atau 11.795 keluarga menempati 25 permukiman transmigrasi. Para transmigran umumnya bermatapencarian sebagai petani.
Sebagian transmigran juga mengembangkan usaha di sektor perkebunan karet dan kelapa sawit rakyat. Di Tahun 2012, tercatat 1.553 transmigran atau 350 keluarga yang menempati kawasan permukiman transmigrasi di Sukamulya.
Penghuni lokasi ini adalah transmigran asal pulau Jawa, yaitu Cirebon, Jawa Barat; Kendal, Wonosobo, Cilacap, dan Banyumas, Jawa Tengah; serta Lumajang, Jawa Timur.
Saya bahkan sempat bertemu dan berbincang dengan transmigran asal kabupaten Cilacap. Dan masih fasih dengan bahasa jawa Ngapak Banyumasan. “Sudah menjadi warga resmi di sini, dan isteri juga sudah wafat di sini,” katanya yang mengaku berasal dari kalijeruk Kawunganten Cilacap.
Singgah hari ke 3 di Parindu Sanggau pun berlalu, dan harus meninggalkan Sukamulya. Kami harus melanjutkan rihlah tengah malam saat itu juga. Perjalanan darat menembus malam hingga sampai ke Melawi di pagi hari pun kami tempuh.