Pembatalan Penerbangan Pesawat, Pengalaman Baru

Penerbangan pesawat dibatalkan karena beberapa alasan, seperti teknis operasional, cuaca buruk, pembatasan kontrol lalu lintas udara (ATC), masalah mekanis, keterbatasan kru, masalah keamanan, aksi mogok karyawan dan regulasi pemerintah.
Pembatalan penerbangan pesawat merupakan hal baru yang saya alami. Dan alasan seperti di atas tidak pernah terlintas sebelumnya di pikiran. Yang saya pikirkan adalah menuliskannya dalam catatan perjalanan ini.
Peristiwanya terjadi di Bandara Iskandar Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah beberapa waktu yang lalu. Dan ini di luar dugaan, di luar rencana dan hampir membuat frustasi.
Baca juga: Bandara Internasional Minangkabau, Transit dan Landing
Saat itu bersama 2 orang yang sama-sama menjalankan tugas di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah. Satu dari teman saya pulang terbang ke Jakarta. Satu lagi terbang ke Surabaya. Sementara saya sendiri terbang ke Semarang. Kami berrtiga terbang dengan pesawat yang berbeda dengan tujuan yang bebeda. Juga dalam jam yang berbeda.
Pesawat ke Jakarta terbang lebih dahulu. Menyusul kemudian pesawat yang teman saya tumpangi diumumkan borading-nya untuk persiapan penerbangan ke Jakarta. Kedua teman saya pun terbang tepat waktu.
Selang beberapa saat, pengumuman pertama terdengar. Bahwa pesawat yang akan saya tumpangi mengalami penundaan penerbangan. Sejak setelah pengumuman penundaan penerbangan sekitar satu jam, perasaan Saya mulai gelisah. Mengira dan menduga semoga nanti tidak ada penundaan lagi. Karena penundaan kedua bisa jadi merupakan pembatalan penerbangan pesawat.
Dampak Pembatalan Penerbangan
Benar adanya, setelah menunggu lebih dari 1 jam 45 an menit, pihak maskapai mengumumkan. Bahwa pesawat mengalami pembatalan penerbangan. Penerbangan ditunda sampai ada keputusan baru dari pihak maskapai. Sontak seluruh calon penumpang keluar dari ruang tunggu dan berebut berdesakan mengerumuni staf di peron maskapai.
Baca juga Percobaan Mendaratkan Pesawat Kedua Kali yang Menyentuh Nyali
Tanpa harus berpikir panjang operasional semacam apa yang menjadi penyebabnya. Sontak calon penumpang berhamburan keluar. Sementara saya masih menahan diri di ruang tunggu sambil berfikir mencari solusi.
Pembatalan penerbangan pesawat ini berdampak pada;
- ketidakmungkinan mendapatkan pesawat pengganti yang bisa mengantarkan pulang hari itu dan tiketnya bisa terbeli. Karena hari itu di Bandara Iskandar Pangkalan Bun sudah tidak ada lagi jadwal penerbangan ke Semarang.
- ketidakmungkinan mendapatkan moda transportasi publik lain selain pesawat dalam waktu singkat;
- tertundanya kepulangan dan saya harus standby di mana jika harus menunggu sampai besok hari;
- upaya untuk mendapatkan kepastian pesawat kembali terbang di esok harinya sesuai jadwalnya.
Sambil berjalan lunglai, keluar dari rung tunggu dan ikut mengerumungi staf maskapai. Saya bisa menyaksikan dampak pembatalan penerbangan pesawat di raut muka para calon penumpang. Ada yang marah, kesal, mengumpat, ngomong tidak berhenti.
Ragam ekspresi wajah kesal dan emosional membuat suasana sedikit tegang sejak dari ruang tunggu bandara. Beberapa di antaranya tanpa mau disela bersitegang dengan staf maskapai. Ada yang bimbang seperti saya, ada juga yang terdiam mendengarkan penjelasan dari staf maskapai.
Solusi dan Pengalaman Baru
Sementara calon penumpang yang lain terus bersitegang, saya mendapati satu satunya solusi yang kerap terucap oleh pihak perwakilan maskapai. Rupanya itu standar operasional prosedur (SOP) maksimal perusahaan maskapai di level kota seperti Pangkalan Bun.
Baca juga Ketika Mendengar Kabar Ada Pesawat Hilang Kontak
Solusi atas pembatalan penerbangan pesawat adalah seluruh penumpang akan diterbangkan di esok harinya dengan pesawat dan jam yang sama. Semua calon penumpang juga diberi kompensasi menginap di sebuah hotel di kota Pangkalan Bun. Lengpak dengan transportasi menuju hotel dan kembali ke bandara lagi.
Setelah mengikuti SOP pihak maskapai, saya menghubungi teman yang sudah terbang terlebih dahulu ke Jakarta. Benar, dia sudah mendarat dan saya berkomunikasi secukupnya untuk mencari solusi.
Di pelataran Bandara Iskandar Pangkalan Bun, saya terdiam sejenak. Rupanya panitia kegiatan di mana saya bertugas, sudah terkomunikasikan dan mengetahui kalau saya mengalami pembatalan penerbangan pesawat. Sebuah pengalaman baru, dan Saya pun harus menginap Semalam di Kota Pangkalan Bun.