Makna Masjidil Haram Sebagaimana Disebut di Dalam Al-Qur’an

Al-Qur;an beberapa kali menyebut Masjidil Haram di sejumlah ayat dari beberapa surat dan memiliki kandungan makna, tujuan dan pengertian yang berbeda-beda. Yaitu Masjidil Haram sebagai Ka’bah, Makkah, Tanah Haram, Masjidil Haram sebagai satu kesatuan keseluruhan.

Menurut Syekh Muhammad Ali Ash-Shabuni, penyebutan kata Masjidil Haram tersebut juga memiliki tujuan-tujuan yang khusus. Tujuan yang berbeda-beda dalam penekanan makna dan pengertian dari ayat-ayat Al-Qur’an yang ada.

Ali Ash-Shabuni menyodorokan setidaknya ada 4 makna, pengertian dan tujuan penyebutan Masjidil Haram sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an. Juga Hadits Rasulullah Muhammad SAW

Makna Masjidil Haram sebagai Ka’bah.

Masjidil Haram memiliki makna dan pengertian untuk tujuan menyebut Ka’bah. Makna dan pengertian Masjidil Haram sebagai Ka’bah di atas merujuk pada firman Allah SWT. Yaitu, “Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Di mana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab benar-benar mengetahui bahwa (pemindahan kiblat ke Masjidil Haram) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan. (Al-Qur’an Surat Al-Baqarah · Ayat 144).

Baca juga: Ka’bah, Selayang Pandang Sejarah

Masjidil Haram sebagai Tanah Haram secara keseluruhan

Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis (kotor jiwanya). Oleh karena itu, janganlah mereka mendekati Masjidil Haram setelah tahun ini. Jika kamu khawatir menjadi miskin (karena orang kafir tidak datang), Allah nanti akan memberikan kekayaan kepadamu dari karunia-Nya jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Al-Qur’an Surat At Taubah ayat 28).

Masjidil Haram untuk menyebut (kota) Makkah.

Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 1)

Baca juga: Rihlah ke Sanggau: Masjid Agung, Ziarah Makam dan Istana

Syekh Muhammad Ali Ash-Shabuni juga menjelaskan makna dan pengertian Masjidil Haram yang bersumber dari Hadits Rasulullah Muhammad SAW.

Masjidil Haram sebagai satu kesatuan (keseluruhan)

Ada Hadits Rasulullah Muhammad SAW menyebut secara eksplisit kata Masjidil Haram. Hadits pertama, “Shalat di Masjidku ini lebih utama daripada shalat seribu kali di masjid=masjib lainnya, kecuali Masjidil Haram.” Hadits kedua, “Tidak boleh dituju melainkan tiga masjid, yaitu: Masjidil Haram, Masjidku ini dan Masjidil Aqsha“.

Di atas adalah Makna Masjidil Haram menurut Menurut Syekh Muhammad Ali Ash-Shabuni. Penulis tidak tidak menambahkan ulasan dan tinjauan, juga ulasan di luar yang sudah tersampaikan.

Masjid Baitul Ma’mur

Masjidil Haram adalah satu-satunya tempat tersuci dalam Islam, tempat tersuci bagi umat Islam di muka bumi. Masjidil Haram merupakan masjid agung karena faktanya sebagai masjid terbesar di dunia yang awalnya memiliki luas 88,2 hektar.

Rumah ibadah terluas di duna ini telah mengalami proses pembangunan kembali setelah hancur akibat bencana alam. Saat ini, pilar-pilarnya berdiri tegak melindungi Batu Hitam Besar yang berdiri dengan megah.

Baca juga: 7 Fakta di Masjidil Haram Penuh Makna Bagi Umat Islam

Sejarah Masjidil Haram ada bahkan sebelum Allah SWT menciptakan bumi. Kitab Al-Qur’an menyebutkan bahwa masjid ini “dibangun” bahkan sebelum masa penciptaan manusia. Masjid ini merupakan cerminan tempat beribadah para malaikat dari surga.

Masjidil Haram ini merupakan cerminan dari ‘Tempat Ibadah Para Malaikat’ atau Al Bait Al Ma’mur (Baitul Ma’mur). Demikian sebagian pendapat para Ahli Tafsir saat menjelaskan Ayat ke 4 dan 5 Surat Ath-Thur, yang artinya; “Demi Baitul Makmur, dan demi atap (langit) yang ditinggikan.”

Terima kasih untuk Anda berkenan menemukan Kami di X Twitter juga Instagram dan Facebook

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button