Lamandau Kalimantan Tengah, Seutas Jejak Waktu Perjalanan

Nama Lamandau di Kalimantan Tengah tak sefamiliar nama lain seperti Palangka Raya, Sampit, Barito, Kotawaringin Barat dan Kabupaten Kota lainnya. Maklum karena sepanjang masa yang ada, belum pernah sekalipun menginjakkan kaki di Kalimantan Tengah.
Awalnya sangat asing dengan kata Lamandau. Bukan hanya arah dan tempat. Tapi juga rute perjalanan dan jarak waktu tempuh yang tak tergambarkan sama sekali, kecuali mengikuti panduan Google Maps.
Menjalani tugas di Lamandau Kalimantan Tengah ini sungguh sangat memperkaya khazanah pengetahuan, geografis juga populis. Menjadi lebih tahu tentang posisi dan kedudukan secara geografis dan populis masyarakatnya. Pengalaman baru pun hadir memperkaya wawasan.
Baca juga: Perjalanan dari Pontianak ke Sukamulya Parindu Sanggau
Lamandau Kalimantan Tengah merupakan salah satu kabupaten hasil Pemekaran dari Kabupaten Kotawaringin Barat. Hal itu berdasarkan Undang-Undang nomor 5 Tahun 2002, yang peresmiannya pada tanggal 4 Agustus 2002 dengan ibu kota di Nanga Bulik.
Perjalanan Darat ke Lamandau
Mengikuti tautan Google Maps, perjalanan atau rihlah ke Lamandau dimulai dari Bandara Iskandar di Pangkalan Bun Kotawaringin Barat. Sejumlah sahabat sudah menunggu sebelumnya untuk menjemput setibanya landing dari Bandara Ahmad Yani Semarang.
Terbang dari Semarang ke Pangkalan Bun juga untuk kali pertama. Penerbangan ini sekaligus membuka mata karena faktanya sangat banyak pengguna maskapai penerbangan dari dan ke arah dua bandara tersebut.
Baca juga: Rihlah Ke Bengkayang, Menorehkan Jejak dan Pondasi Juang
Di kota Pangkalan Bun hanya berkisar 30-an menit perjalanan. Rasa penasaran menyeruak lewat tatapan mata pada banyak objek dan sudut perjalanan. Pangkalan Bun, kota besar dan padat penduduk untuk ukuran kota di Kalimantan Tengah.
Keluar dari Kotawaringin Barat memasuki wilayah kabupaten Lamandau, perjalanan darat menyusuri perkebungan kelapa sawit di kanan dan kiri jalan. Mas Sholeh, yang asli Kabupaten Pemalang Jawa Tengah, mengemudi dengan baik. Paham dengan ruas jalan dan nyaman dengan caranya mengendarai mobil.
Baca juga: Singgah Sebentar di Kota Pematangsiantar
Perjalanan darat dengan armada mobil menuju lokasi tugas memakan waktu sekitar 2,5 jam. Tepatnya menuju Desa Wonorejo, Kecamatan Sematu Jaya Kabupaten Lamandau. Di MI Assirajiyyah inilah, menjalankan tugas selama 3 hari. Membersamai seratusan lebih orang-orang dengan haluan keagamaan yang sama; Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).
Banyak kesan tentang Lamandau Kalimantan Tengah, khususnya di Wonorejo, Sematu Jaya. Di antaranya: keramahtamahan masyarakatnya dalam kultur Jawa yang kental, persaudaraan yang erat dan hangat sesama anak bangsa, penganut dan pengamal Aswaja. Juga denyut aktifis Jamiyyah yang sama, Nahdlatul Ulama.