Konsumtif Konsumtivisme dan Konsumeris Konsumerisme

Konsumtivisme melahirkan perilaku konsumtif, dan konsumerisme melahikan perilaku konsumeris, keduanya memiliki makna dan pengertian yang saling berkaitan. Kehidupan kita secara sosial dan ekonomi dewasa ini sudah diliputi dua kecendrungan baik konsumtif maupun kosumeris
Konsumivisme adalah kecenderungan untuk mengonsumsi barang dan jasa secara berlebihan, boros, dan tidak terencana. Konsumtivisme juga bisa berarti perilaku karena dorongan keinginan berbelanja, bukan berkebutuhan.
Sementara itu, konsumerisme dalam pengertian umum adalah obsesi masyarakat terhadap barang dan jasa, terutama yang tidak mampu mereka beli.
Konsumerisme adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan gaya hidup yang berfokus pada konsumsi barang atau jasa secara impulsif. Kecenderungan membeli sesuatu tanpa mempertimbangkan kebutuhannya merupakan ciri gaya hidup ini.
Perliku konsumtif (konsumtivisme) dan konsumeris (konsumerisme) bermuara pada model dan pola pembelian dan pembelanjaan yang berlebihan. Penyebabnya karena beberapa faktor seperti: trend, gengsi, status, gaya hidup.
Orang dengan ciri konsumtif dan konsumeris karena kepemilikan uang harta dan kekayaan. Tapi, orang yang bahkan tidak cukup uang pun berpotensi menjadi orang yang konsumtif dan konsumeris. Ini karena tidak bisa memprioritaskan mana keinginan dan mana kebutuhan.
Konsumtif-Konsumeris verus Keinginan-Kebutuhan
Faktor pemicu konsumtif dalam konsumtivisme dan konsumeris dalam konsumerisme yang utama adalah kegagalan memebedakan antara keinginan dengan kebutuhan. Keduanya, berbeda sercara makna dan pengertiannya.
Ciri konsumtif dalam kultur konsumtivisme dan konsumeris dalam gaya hidup konsumerisme bisa terlihat dari mindset seseorang tentang keinginan dan kebutuhan. Mindset ini akan membentuk perilaku, dan mendorong eksekusi berupa tindakan.
Keinginan adalah mindset dan hasrat untuk memiliki sesuatu, akan tetapi tidak bersifat mendesak atau esensial untuk bertahan hidup. Keinginan bersifat subjektif dan sebenarnya bisa ditunda. Ciri sebuah keinginan biasanya; dominan karena hawa nafsu dan emosional, tidak memiliki batasan yang jelas; mengikuti arus tren tanpa pertimbangan selektif dan prioritas.
Baca juga: Konsumtif dan Konsumtivisme yang Memudar
Contoh mindset keinginan antara lain; berganti-ganti merk untuk jenis barang saya sama; berganti-ganti barang yang sama dengan merk yang berbeda. Barang-barang yang sama berganti dalam waktu yang singkat dan barang yang sekali pakai lalu terbuang.
Keinginan dapat memberikan kepuasan dan kebahagiaan, meski sebentar. Keinginan juga dapat menjadi motivasi bagi seseorang untuk bekerja keras dan mencapai tujuan, meski terkadang semu. Dan keinginan dapat menjadi sumber masalah jika tanpa pengelolan dengan baik.
Sementara itu, kebutuhan adalah hal-hal dasar yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Kebutuhan bersifat objektif, bukan subyektif, artinya berlaku untuk semua orang dan bersifat publik. Contoh kebutuhan adalah makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
Keinginan-Kebutuhan dan Pilihan
Perbedaan mendasar terletak pada: kebutuhan harus dipenuhi untuk menjaga kelangsungan hidup, sedangkan keinginan dapat ditunda atau tidak dipenuhi. Keinginan lebih bersifat private, da kebutuhan ersifat public. Semua orang memiliki kebutuhan yang sama, tapi tidak memiliki keinginan yang sama.
Baca juga: 5 Gaya Hidup Digital, Anda Pada Jenis yang Mana?
Jika harus menjadi konsumtif dan konsumeris, maka penentu pilihannya terletak pada kebutuhan, bukan keinginan, Perilaku konsumtif dan konsumeris yang mmepertimbangkan kebutuhan akan mampu meredakan, mengendalikan dan menahan perilaku konsumtif konsumeris berdasarkan keinginan. Kita sendiri yang harus menentukan pilihan tersbut, bukan orang lain. Karena ukuran-ukuran antara kebutuhan dan keinginan kita, kita sendiri yang tahu.
Banyak keinginan yang muncul karena faktor eksternal, yang menyebabkan orang berperilaku konsumtif dan konsumeris. Tidak sedikit yang berhasil memeprtahankan untuk memilih dan mempertahankan kebutuhan untuk tidak terjebak ke dalam mindset dan perilaku konsumtif konsumeris.