Esai Islami

Kekayaan, Kecukupan dan Kemiskinan

Membaca ayat “dan sesungguhnya Dialah yang memberikan kekayaan dan kecukupan” (Al Quran Surat An Najm : 48) hubungannya dengan masalah kemiskinan. Bagaimana pula ayat Al Quran dan ajaran agama Islam ketika berbicara tentang kemiskinan?

Sikap imani yang harus didahulukan dalam memahami hal di atas adalah kepercayaan akan segala sesuatu sebagai pemberian dari All SWT.  Allah Al Wahhab, adalah salah satu nama Allah yang memiliki arti Maha Pemberi.

Ayat Al Quran Surat An Najm : 48 di atas menunjukkan bahwa Allah SWT yang memberikan kekayaan atau kemiskinan bagi orang yang dikehendaki-Nya di antara hamba-Nya, sesuai dengan kesanggupan dan usaha masing-masing. Ayat ini menunjukkan kekuasaan yang sempurna. Dan wajib bagi Muslim mengimaninya.

Di antara “kekayaan” dengan “kemiskinan” ada “kecukupan”; 3 (tiga) term ini belakangan dijadikan kajian keislaman. Mereka mencoba meyakinkan bahwa Allah SWT sebenarnya “tidak menciptakan kemiskinan”. Melainkan menciptakan kekayaan dan kecukupan.

Agama Islam memiliki konsep dan pandangan, misalnya, baca: Bagaimana Islam memandang kekayaan?

Orang kaya dengan kekayaan harta yang melimpah, tetap dalam keimanan yang kuat. bahwa kekayaannya adalah bentuk pemberian Allah SWT; bahwa Allah mencukupkannya dengan kecukupan tanpa harus merasa kaya dan sombong atas kekayaannya.

Sebaliknya, orang miskin dengan kondisi kemiskinan juga sebaiknya dipahami sebagai pemberian dari Allah SWT. Setidaknya, beberapa ayat Al Quran menyebut langsung orang miskin atau kondisi kemiskinan. Artinya, keberadaan keduanya juga merupakan desain Allah SWT.

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karibkerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, Al Quran Surat An Nisa: 36.

Ayat di atas menunjukkan; orang miskin dengan kemiskinannya akan selalu ada. Mustahil dalam dunia ini tidak ada orang miskin dan kondisi kemiskinan. Ini juga sikap iman yang baik untuk direnungkan. Sebab orang miskin dengan kemiskinannya tidak keluar dari ‘pemberian-Nya”.

Baik kekayaan, kecukupan maupun kemiskinan dengan demikian adalah relatif adanya. Orang yang berkecukupan memang tidak serta merta kaya. Orang kaya dengan harta melimpah bisa jadi tak lebih mulia dibanding orang miskin yang kaya hati (dalam kehambaan).

Pun demikian, terhadap golongan orang miskin, Allah SWT memerintahkannya untuk senantiasa berusaha agar bisa keluar dari kemiskinan. Sementara itu, tidak sedikit; kekayaan seseorang justeru semakin membuatnya miskin dalam derajat kehambaannya.

Kekayaan, Kecukupan dan Kemiskinan adalah pemberian dan desain Allah SWT,  sebuah kondisi dengan relatifitas yang sebaiknya dipandang dinamis dari perspektif kita sebagai manusia atau hamba.

Kang Nawar

Hello ! Saya Kang Nawar aka. Munawar A.M. Penulis Freelance. Terima kasih sudah singgah di Blog Artikel Opini, Review & Esai Digital ini. Berkenan kiranya untuk membagikan artikel dan mengikuti saya di media sosial. Terima kasih sudah singgah. Saya berharap Anda akan datang kembali ke blog ini. Terima Kasih.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button