Kabupaten Mempawah, Catatan Rihlah dan Kesan Singgah

Kabupaten Mempawah terletak di provinsi Kalimantan Barat, di sana ada Wisma Chandramidi, Istana Amantubillah, Makam Habib Husin Al-Qadri, Sungai dan Pusat Kuliner tentunya. Catatan rihlah Kami sajikan setelah singgah di Mempawah meski hanya 3 (tiga) hari. Kami sajikan dalam artikel review catatan perjalanan singkat berikut ini.
Masih lelah rasanya, setelah 22 hari sejak 16-30 Desember 2023 menjalani Rihlah ke Sanggau, Melawi, Sintang dan Kapuas Hulu. Perjalanan yang berkelanjutan itu menyita banyak waktu dan tenaga. Juga pikiran. Namun meninggalkan jejak dan waktu yang sangat berkesan.
Pertengah Desember 2023 ini, Kami kembali melancong dan travelling di Kalimantan Barat, tepatnya di Kabupaten Mempawah. Nama kabupaten yang asing sama sekali sebelumnya. Karena memang belum pernah rihlah dan singgah di sana.
Lagi-lagi, tidak ada kata yang layak terucapkan keluali Syukur Alhamdulillah dengan kesempatan menjalankan tugas. Kali ini, bersama dua orang teman yang berasal dari Jawa Timur.
Mereka datang terlebih dahulu di lokasi. Naik pesawat terbang dari Bandara Internasional Juanda (SUB) di Surabaya. Kemudian landing di Bandara Internasional Supadio Pontianak (PNK) di Kubu Raya. Saya sendiri harus terbang dari Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulonporgo.
Sungai dan Pusat Kota Mempawah
Jumat pagi masih dalam perjalanan ke Pontianak, teman sudah mengirim foto nuansa malam di pusat kuliner dengan latar belakang Sungai Mempawah. Sepintas tampak syahdu dengan sorot cahaya lampu. Juga pantulan cahaya yang memancar dari air Sungai Mempawah.
Seperti Kabupaten lain di Kalimantan Barat, di wilayah Mempawah juga mengalir banyak sungai, baik yang kecil maupun yang besar. Semua menuju hulu di Laut. Dan sebagian besar wilayah Kabupaten Mempawah memang berbatasan langsung dengan laut. Muara Sungai Mempawah ada di Pantai Keramat Kepiting.
Sungai Mempawah yang membelah wilayah Kabupaten Mempawah melintas di pusat kota. Ini antara lain yang menarik. Karena pemandangannya bisa dinikmati dari dalam kendaraan saat masuk ke pusat kota.
Di pusat kota Mempawah juga, kami singgah selama 3 (tiga) hari dan melaksanakan kegiatan hingga selesai. Persisnya di Wisma Chandramidi. Salah satu Wisma kebanggaan masyarakat Kabupaten Mempawah, terlatak di simpang pusat kota, Kami masih mellihat ada Tugu Program Pokok PKK. Gedung-gedung kantor pemerintahan juga relaitif terpusat di wilayah kota.
Pontianak – Mempawah – Singkawang
Kabupaten Mempawah sebagaimana Kabupaten Kubu Raya semula menjadi bagian dari Kabupaten Pontianak, yang telah mengalami pemekaran. Mempawah kemudian mulai menata diri bersama hak-hak otonominya. Membangun dan menjadi Kabupaten yang mandiri siap bersaing dengan Kabupaten lain di Kalimantan Barat.
Perjalanan darat Pontianak – Mempawah menempuh waktu kurang lebih 3 jam. Sejauh melewati ruas yang ada, jalan raya tampak bagus, enak melewatinya dengan armada modil. Dari Pontianak ke Mempawah, lalu lintas relatif padat. Namun setelah melewati perbatasan, lalu lintas kendaraan terurai dan lancar.
Sebagian ruas jalan sedang mengalami pelebaran. Ini adalah jalan utama dari Pontianak ke Mempawah. Ini juga jalur utama warga masyarakat di Kalimantan Barat saat menempuh jerjalanan atau rihlah dari Pontianak – Mempawah – Bengkayang – Kota Singkawang sampai di Kabupaten Sambas.
Waktu tempuh perjalanan Pontianak – Mempawah hampir sama dengan waktu tempuh perjalanan Singkawang – Mempawah. Hal ini menjadikan Kabupaten Mempawah sebagai pusat transit masyarakat yang berasal dari Pontianak ke Singkawang atau Sambas. Atau dari Sambas, Singkawang dan Bengkayang ke Pontianak.
Lalu lintas dan ramainya pengguna jalan raya dan kaum wisatawan lainnya yang melaksanakan rihlah dan singgah menjadi peluang yang besar secara ekonomi. Baik bagi masyarakat umum maupun pemerintahan. Pemerintah Kabupaten Mempawah mendirikan tempat kuliner di pusat kota. Juga ikon religius yang sangat menarik, yaitu Masjid Jami’ Al Falah Mempawah.
Ziarah Makam dan Istana Amantubillah Mempawah
Di sela kegiatan, seperti biasanya, Kami menyempatkan diri untuk rihlah dan berkunjung ke Makam yang ada. Tujuan Ziarah ke Makam antara lain untuk memanjatkan doa dan menyambung spirit dan spiritualitas sebagai penguat batin. Juga untuk mengenal medan dan peta sejarah perkembangan Islam masa lalu.
Tidak jauh dari Wisma Chandramidi, kami berziarah ke komplek Makam Habib Husin Al Qadrie dan singgah di Istana Amantubillah Mempawah. Dua tempat kunjungan ini ada dalam satu ruas jalan. Konon Habib Husin Al Qadrie dan beberapa tokoh yang ada di pemakaman tersebut, dan Istana Amantubillah masih bertautan dengan sejarah Kesultanan Al Qadri / Istana Kadariah di Pontianak.
Istana Amantubillah Mempawah dan komplek Makam Habib Husin Al Qadrie sendiri menjadi bagian dari sejarah panjang Kesultanan Islam Mempawah. Juga perkembangan umat Islam di Kalimantan Barat. Bangunan asli istana yang menggunakan konstruksi Kayu (Kayu Ulin ?) masih gagah berdiri.
Di dalamnya masih terpampang rapih gambar dan foto keluarga Sultan Mempawah dan gambaran masa lalu Istana. Sementara di depan Istana ada artefak senjata berupa meriam. Sebagaimana Istana dan Keraton Sintang juga Istana dan Keraton Sanggau di pinggiran Sungai Kapuas, Istana Amantubillah Kasultanan Mempawah juga dalam pengelolaan pemerintah setempat. Semoga terus lestari.
Rihlah dan Singgah di Wisma Chandramidi di Kabupaten Mempawah menyisakan kesan dan kenangan tersendiri. Mudah-mudahan suatu saat bisa berkunjung ke sana lagi. Satu tempat persinggahan yang kami bidik dan sangat ingin berkunjung antara lain Masjid Jami Al-Falah, di Kabupaten Mempawah. Juga kuliner Kopi Goncang Lidah yang terkenal dan masyhur di Mempawah. Semoga.