Esai Islami
Trending

Fitrah Keanekaragaman Manusia, Tinjauan QS. Al Hujurat: 13

Fitrah manusia dengan keanekaragaman bisa dilihat dari bentuk tubuh, rupa rambut, kilauan mata, warna kulit, bahasa, budaya, peradaban, juga agama nya. Fitrah manusia diciptakan dari satu asal, namun terwujud dalam keanekaragaman. Sama-sama diciptakan dari tanah dan sama-sama keturunan Nabi Adam dan Hawa.

Keanekaragaman tidak hanya dari sisi manusia secara individu, melainkan juga secara kelompok suku dan bangsa. Ini juga bagian dari Fitrah manusia sebagaimana digambarkan dalam Al Qur’an Surat Al Hujurat, ayat 13,

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Keanekaragaman manusia yang warna warni bentuk dan karakternya menjadikan pemahaman kita lebih terbuka bahwa perwujudan manusia di dunia ini semata-mata wujud dari kehendak Allah SWT.

Bisa Kita lihat dari kepribadian juga dari suku bangsa yang ada dan adat istiadat serta budayanya. Tidak ada satu manusiapun yang bisa menolak kehendak Allah SWT dalam hal itu. Ini bagian dari ini Pandangan Dunia Tauhid, Keesaan dan Kebhinekaan.

Satu Manusia Banyak Umat

Manusia yang tercipta berjenis kelamin laki-laki, tidak bisa memohon untuk dilahirkan dengan berjenis kelamin perempuan, dan sebaliknya. Kita tidak bisa meminta untuk dijadikan orang Arab, sebab Allah SWT menjadikan Kita sebagai Orang Indonesia.

Demikian juga, Kita tidak bisa meminta untuk dilahirkan sebagai Orang Batak, sebab Kita sudah ditakdirkan oleh Allah SWT sebagai Orang Jawa, dan sebaliknya.

Allah SWT menegaskan di sebagian Ayat ke 48 Surat Al Maidah;

“Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu (Al Maidah: 48).

Supaya Kita bisa memahami Fitrah Keanekaragaman manusia ini, perlu dimengerti dengan 4 (empat) hal berikut:

  1. Keanekaragaman manusia lengkap dengan karakternya, itu semata-mata kehendak Allah SWT. Jika Kita menolak, berarti Kita menolak kehendak Allah SWT.
  2. dibalik Keanekaragaman Manusia itu, terdapat ujian dari Allah supaya manusia mampu menghadapi dan mencari solusi atas persoalan-persoalan yang muncul di dalamnya dengan pendekatan yang paling mendasar; saling mengenal antar-sesama.
  3. Allah SWT menyatakan dengan sebenarnya bahwa yang dibutuhkan dalam merawat Keanekaragaman manusia itu tidak lain adalah dengan menebar dan menabur kebajikan serta kebaikan kepada sesama. Baik kebaikan dan kebajikan yang berlandaskan langsung dari ajaran agama, maupun dari tradisi dan hukum yang berlaku.
  4. Kita jangan sampai kehilangan pegangan atas kesadaran dan keyakinan bahwa semua ini, hadir dari Allah SWT dan pasti akan kembali kepada Allah SWT.

Fitrah Keanekaragaman

Kita hidup di Indonesia ini, sudah sesuai dengan Fitrah, sesuai dengan kehendak Allah SWT. Agar Kita bisa bersama-sama ikut menjaga Fitrah Keanekaragaman atau Fitrah Kebhinekaan di Negara Kita ini, kita perlu berusaha untuk terus menjalin tiga jenis persaudaraan; yaitu, persaudaraan sesama umat Islam (Ukhuwah Islamiyah), persaudaraan antar sesama manusia (Ukhuwah Basyariyah) dan persaudaraan sesama bangsa Indonesia (Ukhuwah Wathaniyah).

Persaudaraan semacam itu hari ini sedang mengalami cobaan dengan munculnya paham dan aliran yang mengunggulkan golongan dirinya terhadap golongan lain. Termasuk di internal Umat Islam, ditandai dengan gejala saling mengkafirkan antar-sesama umat Islam. Belum lagi datangnya gerakan radikalisme dan terorisme yang jelas-jelas mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ada segolongan umat Islam yang pekerjaannya membid’ah-bid’ahkan sesama umat Islam. Menganggap Musyrik sesama Umat Islam. Tega mengkafirkan sesama umat Islam. Mereka merasa bahwa paham dan pendapatnya paling benar, sehingga mengkafirkan orang Islam lainnya.

Tidak cukup hanya dengan mengkafirkan, mereka juga mengklaim bahwa golongan merekalah yang lebih berhak atas Surganya Allah, sementara umat Islam di luar mereka, diklaim sebagai Ahli Neraka.

Sebagai sesama warga Negara Indonesia, Kita juga sedang menghadapi cobaan dan ujian sehubungan dengan maraknya gerakan radikalisme dan terorisme yang hadirnya lebih nyata. Gerakan ini sungguh mengancam keanekaragaman agama, keanekaragaman budaya, tidak hanya bagi umat Islam, tapi seluruh warga negara Indonesia.

Persaudaraan, Persatuan dan Kesatuan

Sebab, radikalisme dan terorisme itu, sejatinya mengancam semuanya. Ancamannya tidak tebang pilih, tidak pilih-pilih, perilakunya membuat renggang dan rusaknya persaudaraan, persatuan dan kesatuan. Perilakunya juga mengkhawatirkan sebab tergolong menghalalkan segala cara, termasuk membunuh sesama dengan bom bunuh diri.

Oleh sebab itu, Kita mengajak kepada semuanya untuk selalu waspada. Bersama-sama menjaga persaudaraan dan menguatkan persatuan untuk menghadapi ancaman ini. Utamanya dimulai dari keluarga Kita sendiri; semoga dijauhkan dari ajakan, iming-iming dan godaan mereka yang berhaluan Islam garis keras.

Untuk urusan tersebut, Islam mengajarkan silaturahmi yang bisa dijalankan untuk meredam semua gejolak yang ditimbulkan dari upaya-upaya untuk memecah-belah persaudaraan. Melalui Silaturahmi problem kebangsaan berupa memudarnya semangat persaudaraan akibat kepentingan ekonomi-politik-kekuasaan, bisa dicarikan solusinya.

Melalui silaturahmi, keanekaragaman agama dan keanekaragaman budaya Indonesia bisa terjaga. Dengan mengedepankan dialog, bukan menggunakan cara-cara kekerasan dan melawan hukum.

Kita berharap, kenyataan Fitrah Keanekaragaman Manusia dan Keanekaragaman Budaya di Indonesia benar-benar bisa kita jaga dan mendapat ridho dari Allah SWT. [Demikian semoga Bermanfaat]

Baca juga: Bagaimana Nalar Islami Dalam Merawat Toleransi?

Kang Nawar

Hello ! Saya Kang Nawar aka. Munawar A.M. Penulis Freelance. Terima kasih sudah singgah di Blog Artikel Opini, Review & Esai Digital ini. Berkenan kiranya untuk membagikan artikel dan mengikuti saya di media sosial. Terima kasih sudah singgah. Saya berharap Anda akan datang kembali ke blog ini. Terima Kasih.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button