Falya’buduu Rabba Haadzal Bait dan Spiritualitas Ka’bah

Falya’buduu Rabba Haadzal Bait, memiliki makna, pengertian dan dimensi spiritual bagi jamaah Haji hubungannya dengan spiritualitas Haji dan Ka’bah Baitullah.
Allah SWT sudah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Quraisy ayat 1-4 yang artinya: Disebabkan oleh kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas (sehingga mendapatkan banyak keuntungan), maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka‘bah), yang telah memberi mereka makanan untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa takut.
Artikel esai Islami tentang Spiritualitas Haji dan Ka’bah ini terinspirasi oleh ayat ke tiga Surat Quraisy di atas; Falya’buduu Rabba Haadzal Bait. Yang artinya; maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka‘bah).
Perintah Ibadah, Tuhan dan Ka’bah
Memahami makna dan pengertian dari Falya’buduu Rabba Haadzal Bait sekurang-kurangnya dari kata kunci berikut ini; perintah ibadah, Tuhan yaitu Allah SWT dan Ka’bah. Meski demikian, kita tidak boleh menggali makna dan pengertian tersebut dengan meninggalkan ayat sebelum dan sesudahnya.
Perintah menjalankan ibadah beberapa kali tersebut dalam Al-Qur’an. Antara lain dengan kalimat-kalimat seperti; Falya’buduu, Fa’bud, Fa’buduu, juga Ta’buduuna, Wa’bud. Allah SWT memerintahkan kaum Quraisy untuk melaksanakan ibadah kepada Rabba Haadzal Bait, kepada Tuhan, Allah SWT pemilik (dan Dzat yang menaungi) Ka’bah.
Baca juga: 7 Fakta di Masjidil Haram Penuh Makna Bagi Umat Islam
Perintah Allah SWT ini tertuju kepada kaum Quraisy baik yang sudah berislam dan beriman maupun bagi yang masih dalam kondisi kekufuran. Allah SWT mengingatkan dengan perintah Falya’buduu Rabba Haadzal Bait sebagai Tadzkirah (peringatan) atas kebiasaan kaum Quraiys yang terekam dalam Al-Qur’an sebagai senang bepergian (dengan perjalanan perniagaan dan peperangan).
Kebiasaan itu sangat mungkin mengakibatkan kelalaian kaum Quraisy yang sudah berislam dan beriman. Terlebih bagi yang masih dalam kekufuran (agar segera bertobat dan tunduk menyembah Allah SWT).
Baca juga: Ta’abbud dan Isti’anah, Makna dan Pengertian
Dengan perintah menjalankan ibadah ini, Allah SWT menegaskan agar kaum Quraisy semakin yakin akan eksistensi Allah SWT sebagai pemilik (dan yang menaungi) Ka’bah. Sekaligus menegaskan, bahwa Allah SWT juga lah “yang telah memberi mereka makanan untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa takut” (ayat ke 4 Surat Quraisy).
Menghadap dan Mengelilingi Ka’bah
Allah SWT mengabadikan dan menjaga ayat Falya’buduu Rabba Haadzal Bait di dalam surat Quraisy, memiliki makna dan pengertian untuk menjadi tadzkirah bagi umat Islam saat ini. Terutama yang sedang menjalankan Ibadah Haji dan yang menjalankan ibadah Umrah agar mampu menangkap makna spiritualitas Haji, Umrah dan Ka’bah itu sendiri.
Baca juga: Makna Masjidil Haram Menurut Al-Qur’an
Secara intrinsik, Falya’buduu Rabba Haadzal Bait adalah perintah untuk beribadah dan menyembah hanya kepada Allah SWT. Bahwa Allah SWT menegaskan diri-Nya sebagai pemiliki dan Dzat yang menaungi Ka’bah. Karena saat itu Ka’bah menjadi episentrum ibadah umat Islam. Termasuk tempat ibadahnya golongan kaum Quraisy.
Di mana letak dimensi spiritual Ka’bah? Ketika umat Islam menghadap ke Kabah salat melaksanakan Shalat, mengitari Ka’bah saat melaksanakan Thawaf, sejatinya tidak sedang menyembah Kabah. Mereka tidak berdoa kepada Ka’bah, mereka berdoa menghadap Kabah. Tetapi semata kepada Allah SWT.
Baca juga: Ka’bah, Selayang Pandang Sejarah dan Tinjauan Singkat
Makna dan pengertian tersebut kongruen dengan makna dan pengertian secara instrinsik dalam perintah Falya’buduu Rabba Haadzal Bait. Yang sudah Al-Qur’an abadikan sejak 14 abad lebih yang lalu. Bahkan sejak Allah SWT memberikan perintah kepada Nabi Ibrahim Alaihissalam.
Hal itu diperkuat dengan firman Allah SWT: (Ingatlah) ketika Kami menempatkan Ibrahim di tempat Baitullah (dengan berfirman). “Janganlah engkau mempersekutukan Aku dengan apa pun, sucikanlah rumah-Ku bagi orang-orang yang tawaf, mukim (di sekitarnya), serta rukuk (dan) sujud. (Al-Qur;an Surat Al Hajj: ayat 26).
Baca juga: Perjalanan Spiritual, Menggali Makna dan Pengertian
Saat kita membaca Surat Quraisy, sempatkanlah untuk memahami kalimat per kalimat, ayat per ayat. Tidak hanya membaca terjemahannya saja. Melainkan pahami dengan membaca Tafsir Surat Quraisy dari para Ahli Tafsir.
Membaca Falya’buduu Rabba Haadzal Bait di Depan Ka’bah
Dari sana, kita akan menemukan makna dan pengertian Falya’buduu Rabba Haadzal Bait untuk konteks kekinian. Tidak ada kelirunya memosisikan diri sebagai bagian dari Kaum Quraisy saat itu yang Allah SWT perintahkan untuk beribadah. Dan menyembah hanya kepada Allah SWT.
Kemudian, saat di antara Kita menjalankan ibadah Haji atau Umrah. Ada baiknya membaca Surat Quraisy di mana pun di dalam Masjidil Haram dengan cara menghadapkan wajah ke Ka’bah. Coba lakukan secara berulang-ulang pada kesempatan saat berada pada posisi jauh atau dekat sekali dengan bangunan Ka’bah.
Baca juga: 25 Perjalanan Fisik Haji yang Perlu Anda Ketahui
Membaca Falya’buduu Rabba Haadzal Bait di depan Ka’bah secara berulang-ulang dalam berbagai kesempatan akan menghadirkan pengalaman spiritual tersendiri. Yaitu:
- Sikap iman dalam akal, hati dan rasa yang tak tergoyahkan bahwa Allah SWT adalah Dzat pemilik dan yang menaungi Ka’bah yang kepadanya kita menyembah;
- Perasaan dan hati yang terus bergetar menyaksikan ratusan ribu bahkan jutaaan orang (dalam akumulasi) saat bersama-sama thawaf mengelilingi Ka’bah
- Air mata yang berlinangan saat berulangkali melafadzkan Falya’buduu Rabba Haadzal Bait sambil menahan pandangan mata dan hati agar tidak tertuju kepada selain Ka’bah;
- Kehendak untuk memosisikan kekhusyu’an dalam shalat menghadap ke Ka’bah bersama ratusan ribu bahkan jutaaan orang (dalam akumulasi) yang menjalankan ibadah haji;
Spiritualitas Ka’bah akan lebih didapati dengan sangat mendalam dan nyaris tak bisa terungkap dengan kata-kata. Yaitu saat menyandingkan lafadz Falya’buduu Rabba Haadzal Bait dengan sunnah membaca doa saat menghadap ke Ka’bah:
Allāhumma Zid Hādzal Bayta Tasyrīfan wa Ta‘zhīman wa Takrīman wa Mahābatan. Wa Zid man Syarrafahū wa Karramahū min man Hajjahū aw I’tamarahū. Tasyrīfan wa Takrīman wa Ta‘zhīman wa Birran.
Baca juga: 4 Pesan dari Surat Quraisy yang Harus Menjadi Pelajaran
Artinya, “Ya Allah, tambahkan kemuliaan, keagungan, kehormatan, dan kehebatan pada Baitullah ini. tambahkan juga kemuliaan, kehormatan, keagungan, dan kebaikan untuk orang-orang berhaji. Atau berumrah yang memuliakan dan menghormati Ka’bah.”
Semoga anda mendapat dimensi terdalam dari spiritualitas Ka’bah, melebihi yang Saya paparkan di atas.