Cara Berjabat Tangan Setelah Shalat dan Khutbah Idulfitri

Ada tradisi berjabat tangan di antara jamaah setelah menyelesaikan Shalat dan setelah Khatib menyelsaikan Khutbah Idulfitri, caranya pun sedikit unik. Dengan formasi yang berbeda dengan umumnya saat bersalaman.

Itu di kampung Saya dan sudah berjalan puluhan tahun. Sejak usia Sekolah Madrasah, Saya sudah mengalaminya. Dan hingga saat ini, tradisi berjabat tangan itu masih lestari.

Melihat konteks judul di atas, ada dua jenis berjabat tangan atau bersalaman sekaligus. Yaitu, berjabat tangan persis setelah selesai Shalat Idulfitri (juga Iduladha), dan bersalaman setelah Khatib menyelesaikan Khutbah Idulfitri (juga Iduladha). Karena.

Tardisi berjabat tangan atau bersalaman setelah Shalat Idulfitri sebenarnya sebagaimana layaknya bersalaman setelah melaksanakan Shalat Fardhu. Yaitu, berjabat tangan atau bersalaman kepada sesama jamaah di sisi kanan, kiri dan depan. Juga sisi belakang mereka masing-masing.

Ini juga dilakukan oleh jamaah yang kebetulan duduk persis di belakang Imam Shalat. Di antara beberapa jamaah, menyalami Imam Shalat, sambil menunggu Bilal Shalat Idulfitri “memanggil” Khatib naik ke Mimbar Khutbah.

Idulfitri, Momentum Berjabat Tangan

Shalat Idulfitri menjadi momentum untuk berjabat tangan atau bersalaman antar sesama jamaah. Di Kampung, Shalat Idulfitri juga menjadi momentum khusus. Tidak seperti Shalat Sunnah lainnya.

Kekhususannya antara lain: umat Islam baik laki-laki maupun perempuan, berbondong-bondong menuju Masjid untuk melaksanakan Shalat Sunnah Idulfitri. Di antara mereka ada yang penduduk asli, mukimin, atau penduduk asli yang menjalani mudik dari perantauan. Masjid menjadi penuh. Shaf Shalat lebih rapat. Bahkan Takmir Masjid kadang harus membuat tratag khusus untuk menampung jamaah.

Baca juga: Makna dan Pengertian Berjabat Tangan atau Bersalaman

Yang menarik, ada warga yang tampak jarang atau bahkan nyaris tidak pernah terlihat di Masjid pun, hari itu datang mengikuti Shalat Sunnah Idlfitri. Dan itu semua, mereka jalani dengan penuh kebahagiaan dan kegembiraan. “Setahun sekali, ini kesempatan untuk bertemu dengan banyak orang,” di antara mereka mungkin ada yang berpendapat seperti itu.

Karena sudah menjadi tradisi, saling berjabat tangan pun mereka lakukan, di kesempatan bertemu dengan siapa saja yang ada di dekatnya. Kemudian saling berjabat tangan atau bersalaman juga setelah shalat Idulfitri, juga berjabat tangan atau bersalaman setelah Khatib menyelesaikan Khutbah Idulfitri.

Berjabat Tangan Setelah Khutbah Idulfitri

Jamaah Shalat Idulfitri akan refleks dengan sendirinya untuk berjabat tangan persis setelah Shalat Idul Fitri. Kemudian, seraya mendengarkan Khatib menyampaikan Khutbah Idulfitri, para jamaah Shalat Idulfitri sudah bersiap siap di tempat duduknya masing-masing.

Bagaimana cara berjabat tangan antar jamaah Shalat Idulfitri dan Imam setelah Khatib menyelesaikan Khutbah Idulfitri?

Pertama, Khatib turun dari mimbar khutbah dan berdiri di tempat yang sudah tersedia. Khatib, dan biasanya juga Imam Shalat Idulfitri. Mereka menunggu antrian jamaah yang hendak berjabat tangan. Jamaah sendiri harus sigap untuk memosisikan diri dalam antrian. Sampai mendapatkan kesempatan untuk berjabat tangan.

Cara berjabat tangan setelah Khutbah Idulfiri yang unik ini berpotensi menimbulkan chaos. Karena masing-masing jamaah berebut untuk mendapatkan kesempatan awal untuk bersalaman dengan Imam atau Khatib.

Baca juga: Taqabbalallahu Minna wa Minkum, Makna dan Pengertian

Tradisi berjabat tangan setelah Khutbah Idulfitri ini saya alami untuk kurun waktu yang lama. Sehingga benar-benar bisa ikut merasakan bagaimana “nikmatnya” saat berdesak-desakan. Kemudian, Takmir Masjid mengubah model dan cara berjabat tangan setelah Khutbah Idulfitri yang dipandang lebih aman dan nyaman untuk semuanya.

Berjabat Tangan yang Lebih Nyaman

Kedua, ini cara berjabat tangan setelah Khutbah Idulfitri yang lebih aman dan nyaman. Yaitu, setelah Khatib selesai menyampaikan Khutbah Idulfitri, lalu Khatib bersiap untuk berjabat tangan.

Bersamaan dengan turunnya Khatib dari mimbar Khutbah, jamaah buru-buru berdiri semuanya. Dari shaf shalat awal sampai shaf shalat akhir, mereka serempak maju kemudian membentuk formasi baris sejajar membentuk shaf baru khusus untuk berjabat tangan.

Khatib akan memimpin cara berjabat tangan setelah Khutbah Idulfitri. Dengan cara mengambil posisi menghampiri dan menyalami (bersalaman) terlebih dahulu kepada jamaah di ujung shaf barisan jabat tangan terdepan sambil berjalan menyelesaikan shaf pertama. Bersamaan dengan itu, jamaah mengikuti di belakang Imam atau Khatib berjalan ikut menyamali jamaah lainnya.

Setelah selesai di shaf pertama, Imam atau Khatib yang memimpin berjabat tangan setelah Khutbah Idulfitri menghampiri jamaah di shaf kedua. Demikian seterusnya, jamaah mengikuti dalam antrian yang tertib untuk bersalaman dengan jamaah lain di shaf-shaf berikut. Sampai selesai di shaf terakhir.

Cara berjabat tangan setelah Shalat dan Khutbah Idulfitri seperti di atas hingga saat ini masih terus berjalan. Karena dipandang lebih aman dan nyaman. Sementara para jamaah saling bersalaman dan berjabat tangan, salah satu di antara jamaah melantunkan Shalawat. jamaah lainnya menabuh bedug sampai proses berjabat tangan selesai.

Terima kasih untuk Anda berkenan menemukan Kami di X Twitter juga Instagram dan Facebook

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button