Bedug, Kulit Hewan Pilihan dan Kayu yang Berkualitas

Membuat bedug, butuh kulit hewan khusus dan pilihan, juga kayu pilihan berkualitas dalam rancang bangunnya dan dalam jejak waktu dan perjalanan tradisi budaya dan peradaban nusantara, sudah menjadi ikon keraifan lokal, khususnya masyarakat Muslim.
Bedug merupakan alat berbentuk bangun silinder dengan dua sisi yang masing-masing terbalut kulit hewan seperti sapi atau kerbau yang sudah dikeringkan sebagai membran. Ke dua sisi terhubung dengan papan kayu berdimensi tebal – atau kayu utuh- dengan ukuran meter yang variatif dengan perekat ateu klem dari paku dan lempengan besi baja.
Kulit Hewan Pilihan
Sebagai ikon kearifan lokal, tidak melulu kulit sapi. Bisa kulit kerbau atau bahkan kambing. Kulit untuk bedug menyesuaikan kemampuan masyarakat pembuatnya. Bisa jadi, karena ketiadaan, maka menggunakan kulit kambing pun tidak mengapa.
Ada kalanya, kulit hewan secara khusus didatangkan dari daerah tertentu dengan mempertimbangkan kualitas. Ini biasanya karena masyarakat menginginkan kulit hewan pilihan. Tentu masyarakat pemesan sudah siap dengan konsekuensi harganya.
Kulit hewan harus melalui proses penyucian, yaitu samak. Samak kulit hewan adalah proses menyucikan kulit hewan (yang bersih dan halal). Tujuan samak ini untuk menghilangkan benda yang melekat seperti lemak, daging, tulang, lendir, dan rambut.
Proses samak kulit membutuhkan teknik dan ketelitian agar kulit tidak robek. Perendaman kulit juga butuh waktu untuk mempermudah proses saat penyamakan. Kehati-hatian dari sisi syari’at juga mendapatkan perhatian khusus, jadi proses samak memang tidak asal-asalan.
Kulit yang hendak dijadikan Bedug tidak hanya membutuhkan proses samak, tapi juga penjemuran sampai dengan benar-benar kering. Sampai hilang bau menyengatnya, juga sampai pada keadaan siap untuk dipasang di kerangka Bedug.
Kayu Bedug, Kayu Pilihan
Bahan dasar rancang bangun umumnya berasal dari kayu utuh atau papan kayu pilihan yang berkualitas. Pertimbangannya, keawetan, karena pembuatan kerangka bedug untuk proyeksi waktu yang lama bertahun-tahun.
Kayu pilihan sudah pasti mempertimbangkan jenis dan usia. Jenis kayu bisa Laban, Jati, Mahoni, atau jenis kayu Ulin di wilayah Kalimantan. Yang menarik, ada bedug yang terbuat dari kayu gelondongan secara utuh. Namun butuh melobangi sisi dalam kayu. Dan hampir pasti, beratnya berkilo-kilogram.
Di lingkungan di mana Anda berdomisili, mungkin masih bisa ditemui jenis bedug dengan kayu utuh. Jika ada, bisa jadi usianya sudah lebih tua dari usia anda. Kondisinya juga mungkin masih baik karena terawat. Atau sudah sedikit rusak karena mengalami pengeroposan.
Tidak jarang kita temui, rancang bangun kayu berupa kayu papan, kayu lapis. Ini mempermudah proses perakitan. Pembuatan bedug dengan kayu papan, kayu lapis, blabag, tidak membutuhkan waktu yang lama. Akan tetapi tetap mempertimbangkan kualitas kayunya.
Ragam jenis bedug bisa ditemui di sudut-sudut masjid dan mushalla masyarakat Muslim, masih ada kah di sekitar Anda ? Demikian artikel review dan ulasan singkat tentang bedug, yang sudah menjadi ikon tradisi dan kearifan lokal masyarakat Muslim di Nusantara. Semoga bermanfaat.