Allahumma Baarik Lanaa fi Rajaba, Doa Bulan Rajab

Allahumma Baarik Lanaa fi Rajaba yang berarti Ya Allah berikanlah keberkahan kepada kami di bulan Rajab merupakan doa masyhur yang terkumandang di awal-awal dan sepanjang bulan Rajab, bulan ke-7 dalam kalender Islam.

Kumandang doa memohon keberkahan di bulan Rajab ini biasa terdengar di Musholla, di Masjid di awal waktu shalat wajib. Dikumandangkan dalam bentuk syair puji-pujian menjelang shalat fardhu. Juga di tempat Majelis Ilmu lainnya. seperti pengajian Rajabiyah (dalam rangka memperingati Isra’ Mi’raj), di kampung hingga perkotaan.

Dalam langgam, alunan dan bahasa Jawa, doa Allahumma Baarik Lanaa fi Rajaba diterjemahkan menjadi; Ya Allah, Kula Nyuwun Keberkahanipun Wulan Rajab. Tentu ada terjemah lain dalam bahasa daerah lainnya.

Anak-anak di kampung Saya hafal dengan doa pengantar masuk bulan Rajab. Juga doa yang selalu menghiasi ritme Rajab sebulan penuh. Juga bapak bapak dan ibu-ibu. Karena mereka terbiasa melantunkan bersama-sama dalam satu tarikan nafas; doa dan harapan, sekaligus pujian.

Makna Allahumma Baarik Lanaa fi Rajaba sendiri sangat mendalam; kuncinya ada di kata Baarik Lanaa yang berarti berikanlah keberkahan kepada kami. Sesiapa yang membacanya, dengan kata Lanaa, yang merujuk pada pendoa, ia menunjukan permohonan bukan saja kepada diri sendiri, tapi juga kepada orang lain.

Kalimat Baarik Lanaa berarti juga memohonkan keberkahan kepada selainNYA. Kalimat Baarik Lanaa akan berbeda makna dengan Lii dalam kata Baarik Li yang spesifik untuk diri sendiri; yang berarti hanya mendoakan diri sendiri. Meski demikian, boleh-boleh saja menggunakannya.

Umumnya, keberkahan yang berasal dari kata berkah, berarti bertambahnya kebaikan. Bulan Rajab sendiri merupakan bulan yang istimewa dan penuh keberkahan. Itu sebanya, mengapa doa Allahumma Baarik Lanaa fi Rajaba terkumandangkan secara terus menerus sepanjang bulan Rajab.

Bulan Mulia

Syekh Wahbah bin Musthafa Az-Zuhaili dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Allah memberikan khabar kepada manusia tentang adanya 12 bulan dalam satu tahun. Hanya saja, terdapat 4 bulan yang sangat Allah muliakan di dalamnya, yaitu; (1) Dzulqa’dah; (2) Dzulhijjah; (3) Muharram; dan (4) Rajab.

Selain sebagai bulan mulia dan agung, 4 bulan di atas memiliki nilai-nilai sakralitas yang tidak ada pada bulan-bulan yang lain. Bentuk-bentuk pemuliaan pada bulan tersebut adalah semua pahala ketaatan oleh Allah dilipatgandakan, begitu juga dengan kemaksiatan.

Maka, barang siapa yang melakukan ketaatan atau kemaksiatan pada bulan tersebut, balasannya lebih banyak daripada bulan yang lain. (Syekh Wahbah Zuhaili, Tafsir al-Munir fil Aqidati was Syari’ati wal Manhaji, [Damaskus, Beirut, Darul Fikr], juz X, halaman: 198).

Di antara bulan-bulan hijriah yang sangat mulia dalam Islam adalah bulan Rajab, yaitu bulan ke-7 dengan perhitungan kalender bulan (qamariah). Allah mendedikasikan bulan Rajab sebagai bulan agung dan mulia, agar umat Islam bisa mengambil manfaat dan kemuliaan yang ada di dalamnya, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an berikut ini:

 إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

Artinya: Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. (surat At-Taubah ayat: 36).

Mari kita berdoa Allahumma Baarik Lanaa fi Rajaba dan renungi maknanya. Semoga bermanfaat.

// Kang Nawar

Terima kasih untuk Anda berkenan menemukan Kami di X Twitter juga Instagram dan Facebook

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button