4 Pesan dari Surat Quraisy yang Harus Menjadi Pelajaran

Ada 4 pesan dari Surat Quraisy di dalam Al-Qur’an yang harus menjadi pelajaran bagi kita umat Islam, yaitu tentang nama Surat Quraisy, kebiasaan suku Quraisy, perintah Ibadah dan penjagaan Allah SWT atas suku Quraisy dan umat Islam. Artikel Esai Islami ini mencoba mengungkap 4 pesan tersebut.
Allah SWT sudah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Quraisy ayat 1-4 yang artinya:
- Disebabkan oleh kebiasaan orang-orang Quraisy,
- (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas (sehingga mendapatkan banyak keuntungan),
- maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka‘bah),
- yang telah memberi mereka makanan untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa takut.
1.Nama Surat Quraisy dalam Al-Qur’an
Nama Surat Quraisy berasal dari kata untuk menyebut suku Quraisy. Yaitu sebuah suku yang mendapat kepercayaan untuk menjaga Ka’bah dalam sejarah perkembangan Ka’bah di kota Makkah.
Pada tahun 440 M, Qushay bin Kilab resmi memimpin Makkah setelah memenangi pertempuran dalam memperebutkan tanah suci itu. A Syalabi menyatakan, pada tahun 440 M Qushay ibn Kilab memimpin Mekkah setelah mengalahkan suku Khuza’ah.
Sementara itu, sebagai penjaga Ka’bah, Qushay bin Kilab langsung mengumpulkan berbagai keluarga suku Arab untuk tinggal menetap di Makkah. Marshall G.S. Hodgson dalam The Venture of Islam: Conscience and History in a WorId Civilization. mencatat, kepemimpinan Qushay bin Kilab terbukti efektif dalam mengelola sumber-sumber daya yang ada di sekitar Makkah.
Quraisy adalah sebutan untuk semua anak dari al-Nadhr bin Kinanah, dengan nisbat Qurasyiy. Al-Nadhr sendiri memiliki nama asli Qais, karena memiliki wajah yang bercahaya, maka ia dipanggil al-Nadhr. Ia memiliki putra bernama Quraisy, yang juga dipanggil Fihr. Semua keturunan Fihr inilah, kemudian kita menyebutnya sebagai Tunsabul Qurasyiyyah. Dan Nabi Muhammad ﷺ termasuk keturunan dari suku Quraisy.
Sementara itu, nama Surat Quraisy diambil dari kata “Quraisy” yang terdapat pada ayat pertama surat tersebut, yang termasuk golongan surat Makkiyah, karena diturunkan di Makkah.
Kita bisa mengambil 1 (satu) pesan dari 4 (empat) pesan Surat Quraisy untuk menjadi pelajaran. Yaitu, Allah SWT mengabadikan kedudukan dan peran suku Quraisy di dalam Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai salah satu nama Surat. Puncak kedudukan dan peran suku Quraisy tercermin dalam pribadi dan kepemimpinan Nabi Muhammad ﷺ selama menjalankan misi kenabian sampai berhasil di peristiwa Fathu Makkah.
2.Kebiasaan Kaum atau Suku Quraisy
Surat Quraisy ayat 1 dan 2 menyatakan: Disebabkan oleh kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas (sehingga mendapatkan banyak keuntungan).
Kebiasaan, tradisi budaya dan perilaku harian kaum / suku Quraisy tercermin dalam 3 karakter, yaitu: persatuan, keadilan dan komunikasi. Inilah pesan ke 2 dari 4 pesan Surat Quraisy yang harus menjadi pelajaran. Demikian sebagai mana dalam telaah menarik tentang The Living Quraish.
Mengutip laman quraish.com, yang menyatakan; dalam ingatan kolektif Arab dan Muslim, suku Quraisy berada di klan tersendiri. Suku Quraisy adalah klan Nabi Muhammad (570-632 M) dan banyak sahabat dekatnya yang menjadi bagian inti dari sejarah dunia Muslim sampai saat ini.
Namun, bahkan sebelum Islam, suku Quraisy dapat membanggakan sejarah para pemimpin dan komunitas dengan karakter yang sangat mulia. Sepanjang sejarahnya, suku Quraisy mewakili tiga dorongan manusia yang terhormat: dorongan untuk bersatu, dorongan untuk keadilan, dan dorongan untuk terhubung dengan orang lain melalui pertukaran produk material dan budaya.
Dalam pengalaman suku Quraisy, ketiga elemen (persatuan, keadilan, komunikasi) membentuk pandangan dunia yang komprehensif. Yaitu, pertama, kebutuhan untuk bertukar barang material dan budaya melalui perdagangan dan hari raya keagamaan menuntut komunikasi yang efisien dan konvensi hukum yang adil. Kedua, komunikasi yang efisien dan hukum yang adil merupakan pondasi bagi dunia yang saling bergantung dan bersatu.
Itulah kekuatan Kaum atau Suku Quraisy yang muncul dari kebiasaanya. Bahwa kebiasaan Kaum atau Suku Quraisy lebih dari sekadar di bidang perdagangan sebagaimana kita pahami selama ini. Hingga sosok Nabi Muhammad ﷺ pun melekat padanya sebagai seorang pedagang atau saudagar Quraisy. Tentu saja the Living Quraisy secara lebih detail masih bisa kita eksplorasi lebih lanjut.
3.Suku Quraisy, Figur Umat yang Taat Beribadah
Dalam Surat Quraisy ayat 3 Allah SWT berfirman: maka hendaklah mereka (kaum Quraisy) menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka‘bah). Eksplorasi ayat tersebut sudah pernah saya tulis sebelumnya, silakan baca dulu artikel ini Falya’buduu Rabba Haadzal Bait dan Spiritualitas Ka’bah.
1 (satu) pesan lagi dari 4 pesan dari Surat Quraisy harus kita ambil dari ayat ketiga tersebut yaitu bahwa Suku Quraisy adalah figur umat yang taat beribadah. Juga tentang Ka’bah sebagai pusat peribadatan pra dan pasca Islam. Bahwa penguasaan Ka’bah ada dalam genggaman dan sejarah panjang Kaum atau Suku Quraisy, hingga konstitusi kota Makkah.
Allah SWT menegaskan posisi dan kedudukan kaum Quraisy tidak sebatas pada konsistensi terhadap kebiasaan-kebiasaan mereka (yang diridhaiNya). Melainkan menyempurnakan eksistensi kaum Quraisy sebagai prototip dan fivur suku yang taat beribadah. Melebihi suku-suku yang ada di jazirah Arab saat itu.
Meski demikian, tidak semua keturunan Suku Quraisy kemudian berislam dan taat beribadah. Perintah Allah SWT agar kaum atau suku Quraisy beribadah menyembah kepada Allah SWT diperkuat dengan skenario Allah SWT untuk mempercayakan penjagaan Ka’bah kepada mereka.
Dan itu berlaku hingga saat ini. Hingga umat Islam seluruh dunia setiap bulan melaksanakan ibadah Umrah. Atau di musim Haji. Juga Masjidil Haram yang hingga saat ini menjadi episentrum peribadatan Umat Islam. Atau saat sejak pertama ditetapkan, bahwa Umat Islam di seluruh dunia menghadap ke arah Ka’bah saat melaksanakan ibadah Shalat.
4.Allah SWT Menjaga Suku Quraisy dan Umat Islam
Pesan ke 4 (empat) dari empat pesan Surat Quraisy yang harus kita ambil pelajaran adalah Allah SWT menjaga suku Quraisy dan umat Islam. Allah SWT menutup Surat Quraisy dengan ayat ke empat yang artinya: (Dialah Allah SWT) Yang telah memberi mereka makanan untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa takut.
Surat Quraisy itu abadi, juga pesan-pesannya, seabadi Al-Qur’an itu sendiri yang Allah SWT sendiri sudah dan terus menjaganya. Kita harus mengambil pesan dari ayat ke empat surat Quraisy yang sangat jelas. Yaitu Allah SWT menegaskan DzatNya sebagai Yang Maha Memberi Rizki (Al-Razaq) dan Maha Memberi atau Menjamin Keamanan (Al-Mukmin).
Kita harus yakin atas pesan dan harus mengambil pelajaran dari Surat Quraisy ayat 4 ini. Bahwa rizki kita sudah mendapatkan jaminan, bahkan rasa aman dari berbagai ancaman juga sudah mendapatkan jaminan dari Allah SWT. Jaminan itu bukan hanya untuk suku Quraisy saat itu, tapi juga keturunan suku Quraisy saat ini. Bahkan jaminan itu juga Allah SWT berikan kepada umat Islam. Termasuk kita hari ini dan di sini, di tempat kita menjalani kehidupan sebagai hamba Allah SWT.
4 pesan dari Surat Quraisy yang harus menjadi pelajaran kita saat ini adalah:
(1) kebiasaan Suku Quraisy tempo dulu sebenarnya mencerminkan kebiasaan kita umat Islam hari ini dalam hal bekerja keras menjalani kehidupan.
(2) pesan kemudian bisa kita ambil, apapun kebiasaan kita hari ini hendaknya tetap menjujung tinggi harkat dan martabat kita sesuai fitrahnya sebagai manusia yang berketuhanan.
(3) pesan ke 3, hendaknya kita terus menjalankan kebiasaan itu agar selaras dengan misi kita sebagai hamba Allah SWT, khalifatullah fil Ardhi.
(4) dan pesan ke 4 adalah, Allah SWT harus kita yakini telah menetapkan rizki dan menjamin keamanan untuk kita dan keluarga kita dari berbagai ancaman dengan catatan kita tetap istiqamah menjalankan ibadah sebagai hambaNya.
Demikian artikel esai Islami tentang 4 pesan dari Surat Quraisy yang harus menjadi pelajaran. Semoga bermanfaat. [Gambar: ThoughtCo]